Rusia memberikan reaksi keras setelah televisi Prancis membocorkan isi percakapan telepon antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dilakukan sebelum Moskow mengirimkan pasukan ke Ukraina pada akhir Februari lalu.
Seperti dilansir AFP, Kamis (7/7/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menyebut publikasi percakapan kedua pemimpin sebagai pelanggaran 'etiket diplomatik'.
"Etiket diplomatik tidak memberikan bocoran rekaman (seperti itu) secara sepihak," tegas Lavrov saat mengunjungi Vietnam pekan ini, sebelum melanjutkan penerbangan ke Bali untuk menghadiri pertemuan Menlu G20.
Rincian soal percakapan rahasia antara Putin dan Macron beberapa hari sebelum invasi dilancarkan ke Ukraina itu diungkapkan oleh televisi Prancis yang bernama France 2 dalam sebuah dokumenter soal penanganan konflik Ukraina oleh Presiden Prancis.
Dalam percakapan itu, Putin menggambarkan revolusi Euromaidan 2014 yang membawa para pemimpin pro-Barat berkuasa di Ukraina sebagai kudeta.
Revolusi Euromaidan, disebut juga Revolusi Martabat, terjadi di Ukraina pada Februari 2014 ketika bentrokan mematikan terjadi antara demonstran dan pasukan keamanan di Kiev yang memuncak dengan penggulingan Presiden Viktor Yanukovych -- yang dekat dengan Rusia -- dan lengsernya pemerintahan Ukraina.
Simak juga 'Analisa Budiman Sudjatmiko soal Beda Sikap Putin ke Jokowi dan Macron':