Iran mengklaim baru saja meluncurkan sebuah roket ke luar angkasa. Aktivitas balistik terbaru Iran ini menuai teguran keras dari Amerika Serikat (AS) karena dilakukan menjelang dimulainya kembali perundingan soal kesepakatan nuklir yang buntu antara Teheran dan negara kekuatan dunia.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (27/6/2022), laporan televisi pemerintah Iran pada Minggu (26/6) waktu setempat menyebut Teheran telah meluncurkan roket berbahan bakar solid ke luar angkasa. Namun tidak disebutkan lebih lanjut kapan atau dari mana roket itu diluncurkan.
Pengumuman televisi Iran itu disampaikan setelah sejumlah foto citra satelit menunjukkan persiapan di Pusat Luar Angkasa Imam Khomeini di Provinsi Semnan, yang diketahui menjadi lokasi upaya gagal Iran untuk menempatkan satelit di orbit luar angkasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media pemerintah Iran menayangkan rekaman dramatis dari momen peluncuran roket itu yang dilakukan di tengah ketegangan program nuklir Teheran, yang terus melaju di tengah pengawasan internasional yang semakin berkurang.
Iran sebelumnya mengakui pihaknya merencanakan lebih banyak uji coba untuk roket pembawa satelit, yang pertama diluncurkan pada Februari tahun lalu.
Dalam pernyataan lebih lanjut, juru bicara Kementerian Pertahanan Iran, Ahmad Hosseini, menyebut bahwa roket Zuljanah sepanjang 25,5 meter mampu membawa sebuah satelit seberat 220 kilogram, yang akan mengumpulkan data di orbit rendah Bumi dan mempromosikan industri luar angkasa Iran.
Gedung Putih dalam tanggapannya menyatakan pihaknya mengetahui soal pengumuman Iran dan mengkritiknya sebagai langkah yang 'tidak membantu dan memicu destabilisasi'.
![]() |
Lihat juga video 'Roket NASA Diluncurkan dari Australia':
Peluncuran roket Iran memicu kekhawatiran di Washington DC di tengah ketidakjelasan yang menyelimuti kesepakatan nuklir.
AS memperingatkan bahwa aktivitas peluncuran akan melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menyerukan agar Iran menghindari aktivitas apapun terkait kemampuan rudal balistik yang mampu membawa senjata nuklir.
Pada Minggu (26/6) waktu setempat, Gedung Putih menegaskan pihaknya berkomitmen menggunakan sanksi dan langkah-langkah lainnya untuk mencegah kemajuan lebih lanjut dalam program rudal balistik Iran.