Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melontarkan kecaman terhadap pemerintah Israel atas penolakan untuk memberikan sanksi kepada Rusia.
Dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (24/6/2022), kecaman itu dilontarkan dalam pidatonya di depan Universitas Ibrani Yerusalem, empat bulan setelah invasi Rusia di Ukraina dimulai pada 24 Februari lalu.
Hal ini disampaikan Zelensky di tengah krisis politik baru di Israel yang kemungkinan akan melihat Naftali Bennett digantikan sebagai Perdana Menteri Israel oleh Menteri Luar Negeri Yair Lapid dalam beberapa hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bennett selama ini telah menahan diri dari mengkritik invasi Rusia. Dia menekankan hubungan dekat Israel dengan Rusia dan Ukraina meski pemerintahannya belum menjatuhkan sanksi pada pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara Lapid, beberapa hari setelah invasi 24 Februari, dia mengutuk tindakan Rusia sebagai "pelanggaran tatanan dunia."
Zelenksy, yang memiliki keluarga di Israel dan mengunjungi negara itu beberapa kali, mengatakan kepada Universitas Ibrani Yerusalem dalam sebuah pidato video bahwa dia telah berjuang untuk memahami pendekatan lunak negara Yahudi itu terhadap Rusia.
"Bagaimana Anda bisa tidak membantu para korban agresi seperti itu," kata Zelenksy, menyesalkan penolakan Israel untuk menawarkan bantuan militer kepada Ukraina.
"Saya tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan yang selalu saya dapatkan tentang bagaimana Israel membantu dan apa lagi yang bisa dilakukan Israel," tuturnya.
"Saya berterima kasih kepada rakyat Israel. Saya berterima kasih atas dukungan yang tulus dan emosional kepada rakyat Ukraina... tapi kami juga ingin mendapatkan dukungan dari pemerintah Anda," tambahnya.
Simak Video 'Ukraina Resmi Jadi Kandidat Uni Eropa, Zelenskyy Sambut Gembira':
Pemerintah Israel dan organisasi penyelamat utama telah mengirim bantuan kemanusiaan dan medis ke Ukraina, tetapi pasokan senjata tetap tidak tersedia.
Dalam pidato pada hari Kamis (23/6) waktu setempat itu, Zelensky menekankan bahwa rumah masa kecil mantan perdana menteri Israel Golda Meir di Kiev, ibu kota Ukraina hanya berjarak "lima menit" dari kantor kepresidenannya.
"Tolong diingat seberapa besar kita terikat, seberapa dekat ikatan kita, apa yang harus menjadi tingkat kesepahaman di antara kita," katanya.
"Mengapa kita mengalami miskomunikasi ini, kesalahpahaman dengan perwakilan pemerintah, saya tidak tahu," imbuhnya.