Bumi berguncang di Afghanistan. Banyak nyawa melayang di negara Taliban tersebut. Berikut adalah tujuh fakta soal gempa Afghanistan.
Fakta-fakta ini dihimpun dari pemberitaan internasional yang dihimpun detikcom hingga Kamis (23/6/2022) malam.
1. Lokasi Gempa
Gempa ini berguncang kuat di daerah terpencil di bagian timur Afghanistan, yakni Provinsi Paktika, pada Rabu (22/6) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi gempa berkisar 44 km di tenggar kota Khost. Namun demikian, gempa ini dirasakan hingga jarak 500 km dari pusat gempa. Gempa dirasakan sekitar tengah malam.
2. Kekuatan Gempa
Menurut Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC), lindu itu berkekuatan Magnitudo (M) 6,1. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) gempa ini adalah M 5,9.
Kedalaman pusat gempa ada pada 51 km. Wilayah Afghanistan rentan kena gempa karena berada di daerah aktif secara seismik,yakni sesar Chaman, sesar Hari Rud, sesar Badakhshan Tengah, serta sesar Darvas.
Selanjutnya, rumah hancur:
3. Rumah hancur
Dilansir AFP, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut 2.000 rumah hancur akibat gempa bumi dahsyat itu. Banyak orang kehilangan rumah. Material rumah penduduk kebanyakan adalah lumpur yang dikeringkan dengan pondasi yang relatif tidak terlalu kuat, apalagi untuk menahan gempa.
"Kami meyakini bahwa nyaris 2.000 rumah hancur," ucap koordinator kemanusiaan PBB untuk Afghanistan, Ramiz Alakbarov, kepada wartawan setempat.
![]() |
4. Seribuan orang tewas
Korban jiwa akibat gempa ini ada sekitar 1.000 orang. Korban jiwa diperkirakan masih akan terus bertambah seiring upaya pencarian. Banyak korban masih tertimbun bangunan rumah.
"Ukuran rata-rata sebuah keluarga Afghanistan adalah setidaknya tujuh, delapan orang," sebut koordinator kemanusiaan PBB untuk Afghanistan, Alakbarov, sembari menekankan bahwa terkadang beberapa keluarga tinggal bersama dalam satu rumah.
|
Selain itu, ada banyak korban luka-luka. Dilansir BBC, Kepala Penerangan Provinsi Paktika, Mohammad Amin Hazifi, mengatakan lebih dari 1.500 warga terluka akibat gempa itu.
Selanjutnya, korban tertimpa reruntuhan:
5. Korban tertimpa reruntuhan
Kepala Dinas Kesehatan, Hikmatullah Esmat mengatakan kepada BBC bahwa jumlah korban kemungkinan besar akan bertambah sebab rumah-rumah penduduk terbuat dari lumpur.
"Rumah-rumah runtuh. Di Afghanistan tidak ada bangunan dari beton. Mayoritas korban terluka karena tertimpa rumah. Jumlah korban meninggal dunia dan terluka terus bertambah," katanya.
6. Kesulitan evakuasi korban
Alakbarov menyatakan otoritas Afghanistan mengerahkan lebih dari 50 ambulans dan 4 hingga 5 helikopter ke Provinsi Paktika. Otoritas de-facto juga memberikan bantuan uang. Namun dia menyebut kurangnya mesin atau alat penggali mempengaruhi upaya pencarian dan penyelamatan.
"Sebagai PBB, tim kami tidak memiliki peralatan spesifik untuk mengevakuasi orang-orang dari balik reruntuhan. Ini sebagian besar harus bergantung pada otoritas de-facto, yang juga memiliki batasan tertentu dalam hal itu," sebut Alakbarov.
7. Bantuan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bergerak membantu namun kekurangan peralatan evakuasi. PBB menyalurkan pula bantuan berupa tenda-tenda darurat, makanan, serta minuman.
Dilansir AFP, Amerika Serikat (AS) mencari cara untuk membantu Afghanistan. Presiden Joe Biden memastikan langsung kiriman bantuan itu via USAID.