Kondisi kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin tengah menjadi sorotan, dengan berbagai rumor bermunculan termasuk soal kanker. Salah satunya soal metode yang dilakukan Putin demi memastikan umur panjang, yakni mandi dengan darah yang diambil dari tanduk rusa di Siberia.
Seperti dilansir AFP dan CNN, Rabu (22/6/2022), rumor-rumor yang beredar itu belum bisa dipastikan kebenarannya. Laporan soal Putin mandi darah rusa itu pernah ditulis oleh media terkemuka Amerika Serikat (AS), CNN pada tahun 2018 lalu.
Saat itu, CNN mengulas soal rahasia di balik stamina orang nomor satu di Rusia itu, dengan mengutip laporan media lokal Rusia bahwa Putin meyakini khasiat darah rusa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan terbaru AFP secara terpisah menyebut bahwa metode mandi darah tanduk rusa itu direkomendasikan oleh sahabat Putin, Sergei Shoigu, yang kini menjabat Menteri Pertahanan Rusia. Shoigu diketahui berasal dari Siberia.
Ulasan CNN pada Maret 2018 lalu menyebut bahwa menurut laporan media lokal Rusia, Putin menjadi salah satu dari banyak warga Rusia yang mengonsumsi dan mandi darah dari tanduk rusa merah Siberia yang dipotong. Kalangan yang melakukan metode itu meyakini darah tanduk rusa memberikan mereka kekuatan dan menghentikan proses penuaan.
Terlepas dari itu, ritual mandi darah diketahui telah memicu industri produk-produk berbasis darah tanduk rusa, yang menurut para aktivis penyayang binatang merupakan tindakan yang biadab dan tidak memiliki dasar secara sains.
Tidak ada bukti, menurut laporan CNN, yang menyebutkan tanduk rusa atau darah tanduk rusa memiliki efek penyembuhan. Meskipun sejumlah institut penelitian Rusia menyarankan penelitian lebih lanjut untuk itu.
Lihat juga video 'Putin Akan Modernisasi Persenjataan Rusia':
Selain soal mandi darah, klaim lain yang muncul terkait kondisi kesehatan Putin dilaporkan oleh media Prancis, Paris Match. Dilaporkan Paris Match pada bulan ini bahwa dalam kunjungan ke Arab Saudi tahun 2019 dan Prancis tahun 2017, Putin ditemani oleh tim setiap kali dia pergi ke toilet.
Disebutkan bahwa tim khusus itu bertugas mengamankan ekskresi Putin agar tidak ada pihak-pihak asing yang bisa menganalisis urine maupun fesesnya secara medis.
Klaim-klaim yang bermunculan terkait Putin, yang akan berusia 70 tahun pada Oktober mendatang, menurut laporan AFP, cenderung horor dan mengerikan, serta tidak dimungkinkan untuk memverifikasi kebenarannya.
Namun klaim-klaim semacam itu menggambarkan betapa sedikitnya informasi yang diketahui soal kesehatan pemimpin Rusia itu, yang kondisi medisnya sangat penting bagi masa depan Eropa, terlebih setelah dia memerintahkan invasi militer ke Ukraina.
Kremlin, melalui juru bicaranya, Dmitry Peskov, telah dengan tegas membantah semua klaim bahwa Putin menderita masalah kesehatan serius.
Bahkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengambil langkah sangat tidak biasa dalam wawancara dengan televisi Prancis, TF1, pada akhir Mei lalu saat menyangkal rumor Putin jatuh sakit.
"Saya tidak berpikir bahwa orang waras bisa melihat pada orang ini tanda-tanda semacam penyakit," ucap Lavrov pada saat itu, sembari mengklaim bahwa Putin tampil di depan publik setiap hari.