Badai monsun yang menerjang Bangladesh memicu banjir dahsyat yang menewaskan sedikitnya 25 orang. Lebih dari empat juta orang lainnya dilaporkan terjebak akibat banjir tersebut.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (18/6/2022), banjir menjadi ancaman yang biasa dihadapi jutaan orang yang tinggal di dataran rendah Bangladesh. Namun para pakar menyebut perubahan iklim telah meningkatkan frekuensi dan keganasan banjir, serta membuatnya semakin tidak bisa diprediksi.
Hujan yang mengguyur tanpa henti selama sepekan terakhir telah membanjiri area luas di sebelah timur laut Bangladesh. Desa-desa setempat terendam banjir hanya dalam hitungan jam setelah sungai-sungai meluap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Personel militer dikerahkan untuk membantu proses evakuasi warga yang terjebak, sedangkan sekolah-sekolah setempat diubah menjadi tempat pengungsian sementara.
"Seluruh desa terendam banjir pada Jumat (17/6) pagi dan kita semua terjebak," tutur salah satu warga setempat bernama Lokman, yang bersama keluarganya tinggal di desa Companyganj.
"Setelah menunggu seharian di atap rumah kami, seorang tetangga menyelamatkan kami dengan perahu darurat. Ibu saya mengatakan dia tidak pernah melihat banjir seperti ini dalam hidupnya," imbuh Lokman yang berusia 23 tahun ini.
Seorang warga setempat lainnya, Asma Akter, menuturkan keluarganya tidak bisa makan selama dua hari sebelum dievakuasi. "Air naik dengan begitu cepat, kami tidak bisa membawa barang-barang kami. Dan bagaimana Anda bisa memasak saat semuanya terendam air?" ucapnya.
Simak juga 'Ribuan Pengunjuk Rasa di Bangladesh Tuntut Politisi India Penista Nabi Muhammad Dihukum':
Sejumlah pejabat kepolisian setempat menuturkan kepada AFP bahwa sambaran petir yang dipicu badai telah menewaskan 21 orang di berbagai wilayah Bangladesh sejak Jumat (17/6) sore. Terdapat tiga anak-anak berusia 12-14 tahun di antara korban tewas itu.
Empat orang lainnya, sebut inspektur polisi setempat Nurul Islam, tewas setelah tanah longsor menimbun rumah mereka di kota Chittagong.
"Situasinya buruk. Lebih dari empat juta orang terjebak oleh banjir," tutur kepala otoritas wilayah Sylhet, Mosharraf Hossain, kepada AFP, sembari menambahkan bahwa nyaris seluruh wilayahnya tidak mendapatkan aliran listrik.