Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan suku cadang senilai USD 120 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun untuk membantu Taiwan merawat kapal-kapal perangnya. Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut penjualan itu akan membantu memastikan kesiapan tempur dalam menghadapi aktivitas rutin China di dekat wilayah Taipei.
Dilansir Reuters, Kamis (9/6/2022), Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS menyatakan pihaknya telah menyerahkan sertifikasi yang diperlukan untuk memberitahu Kongres AS menyusul persetujuan Departemen Luar Negeri AS untuk penjualan suku cadang itu, yang diminta Kedutaan Besar de facto Taiwan.
Kesepakatan penjualan itu mencakup suku cadang dan perbaikan untuk kapal dan sistem kapal, bantuan teknis logistik, serta dukungan teknis dan logistik dari perwakilan pemerintah AS dan kontraktor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penjualan yang diajukan ini akan berkontribusi bagi kesinambungan armada kapal permukaan sang penerima, meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa mendatang," demikian disampaikan Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS dalam pernyataannya.
Suku cadang itu akan bersumber dari 'vendor Angkatan Laut AS dan/atau stok Angkatan Laut AS'.
Kementerian Pertahanan Taiwan dalam pernyataan terpisah menyebut kesepakatan itu diharapkan mulai berlaku dalam waktu satu bulan. Kementerian Pertahanan Taiwan juga menyampaikan terima kasih kepada AS atas dukungan dalam membantu Taiwan untuk melindungi wilayahnya sendiri.
"Mengingat aktivitas rutin kapal perang China baru-baru di lautan dan wilayah udara di sekitar negara kami, suku cadang kapal yang telah disetujui Amerika Serikat untuk dijual akan membantu pemeliharaan peralatan dan konsumsi yang pantas untuk kapal Angkatan Laut kita dan memenuhi kebutuhan aktual untuk kesiapan tempur," sebut Kementerian Pertahanan Taiwan dalam pernyataannya.
Tidak disebutkan lebih lanjut secara detail soal suku cadang yang akan diterima Taiwan. Namun, sebagian besar kapal perang Taiwan merupakan buatan atau rancangan AS.
Kesepakatan antara AS dan Taiwan semacam ini biasanya memicu reaksi keras dari China. Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari otoritas China, yang terus menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.
China diketahui mengerahkan misi udara berulang kali ke dekat wilayah Taiwan, dalam apa yang dipandang AS sebagai upaya Beijing menekan Taipei untuk menerima kedaulatannya. Angkatan Laut China juga melakukan misi yang semakin teratur ke dekat Taiwan.