Bukan Rp 2 T, Segini Uang yang Dibawa Kabur Eks Presiden Afghanistan

Bukan Rp 2 T, Segini Uang yang Dibawa Kabur Eks Presiden Afghanistan

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 07 Jun 2022 10:04 WIB
Ashraf Ghani
Eks Presiden Afghanistan Ashraf Ghani (dok. Getty Images/Lintao Zhang)
Kabul -

Rumor yang menyebut eks Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur dari negaranya, saat Taliban mengambil alih kekuasaan tahun lalu, dengan membawa uang tunai sebesar US$ 169 juta (Rp 2,4 triliun) dipastikan salah. Bukti-bukti menunjukkan uang yang dibawa Ghani lebih mendekati US$ 500.000 (Rp 7,2 miliar).

Seperti dilansir AFP, Selasa (7/6/2022), hal tersebut diungkapkan dalam laporan lembaga pengawas pemerintah Amerika Serikat (AS), Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR), yang akan dirilis Selasa (7/6) waktu setempat.

Namun disebutkan juga bahwa laporan SIGAR itu merupakan dokumen sementara, karena mereka masih menunggu jawab atas pertanyaan-pertanyaan yang dikirimkan kepada Ghani yang kini mengasingkan diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama dilaporkan oleh Politico, laporan SIGAR itu didasarkan atas wawancara dengan sejumlah saksi dan para pejabat yang ada dalam konvoi helikopter bersama Ghani saat dia terburu-buru memutuskan pergi meninggalkan Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul pada 15 Agustus 2021 lalu.

Banyak laporan yang muncul setelah Ghani kabur dari negaranya dan Taliban berkuasa kembali di Afghanistan. Beberapa di antaranya menyebut Ghani dan para pejabat Afghanistan membawa kabur uang negara sebesar US$ 169 juta. Ghani telah berulang kali membantah dengan tegas klaim-klaim itu.

ADVERTISEMENT

"Meskipun SIGAR mendapati bahwa sejumlah uang tunai diambil dari halaman istana dan dimasukkan ke dalam helikopter-helikopter itu, bukti mengindikasikan bahwa jumlah ini tidak melebihi US$ 1 juta dan mungkin nilainya mendekati US$ 500.000," demikian seperti disebutkan laporan SIGAR.

SIGAR mendasarkan penilaiannya pada wawancara dengan para saksi dan pejabat yang terlibat, yang semuanya mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda uang tunai dalam jumlah besar di dalam helikopter yang dipenuhi orang-orang yang ingin melarikan diri.

"Uang senilai US$ 169 juta dalam pecahan 100 dolar, ditumpuk dari ujung ke ujung, akan membentuk balok sepanjang 7,5 kaki (2,3 meter), lebar 3 kaki (1 meter), dan tinggi 3 kaki (1 meter)... Balok ini akan memiliki berat 3.722 pon, atau nyaris dua ton," sebut SIGAR dalam laporannya.

Simak juga 'Presiden Afghanistan Ungkap Alasan Kabur ke Luar Negeri':

[Gambas:Video 20detik]



Disebutkan juga bahwa para saksi melaporkan 'barang bawaan minimal' di dalam helikopter, yang tidak memiliki ruang kargo.

Menurut salah satu mantan pejabat senior Afghanistan kepada SIGAR, salah satu pejabat saat itu membawa US$ 200.000, yang lain membawa sekitar US$ 240.000, dan beberapa lainnya membawa 'US$ 5.000 hingga US$ 10.000 di saku mereka'.

"Tidak ada jutaan (dolar)," tegas mantan pejabat senior yang tidak disebut namanya itu.

"Jika benar, jumlah total uang tunai di dalam tiga helikopter itu mencapai sekitar US$ 500.000, dengan US$ 440.000 merupakan milik pemerintah Afghanistan," sebut laporan SIGAR.

Dalam laporannya, SIGAR juga menyebut soal sejumlah besar uang tunai yang ditinggal di Istana Kepresidenan Afghanistan saat itu. "SIGAR juga mengidentifikasi situasi mencurigakan di mana uang tunai sekitar US$ 5 juta diduga tertinggal di Istana Kepresidenan," demikian disebutkan laporan SIGAR.

Tidak diketahui secara jelas dari mana uang itu berasal atau untuk keperluan apa. "Tetapi itu seharusnya dibagi oleh anggota Dinas Perlindungan Kepresidenan setelah helikopter-helikopter itu berangkat, tapi sebelum Taliban merebut istana itu," imbuh SIGAR dalam laporannya.

Laporan SIGAR itu juga mengatakan bahwa tampaknya ada 'banyak peluang dan upaya untuk menjarah pundi-pundi pemerintah Afghanistan'.

Namun ditambahkan juga oleh SIGAR bahwa pihaknya 'tidak memiliki bukti cukup untuk menetapkan dengan pasti ratusan juta dolar telah dipindahkan dari negara itu oleh para pejabat Afghanistan saat pemerintah kolaps atau apakah ada uang curian yang diberikan oleh Amerika Serikat'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads