Pemerintahan Turki atas perintah Presidennya, Recep Tayyip Erdogan, telah mengirimkan surat ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengganti nama negara itu. Mereka ingin agar nama negaranya menjadi Turkiye dalam semua bahasa.
PBB mengumumkan hal tersebut pada Kamis (2/6) waktu setempat seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (3/6/2022). PBB memastikan pergantian nama akan dilakukan segera.
"Perubahannya segera," kata juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric kepada AFP melalui email.
Baca juga: Turki Resmi Ganti Nama di PBB Jadi Turkiye |
Dujarric memastikan surat resmi Ankara yang meminta perubahan tersebut telah diterima di markas besar PBB di New York pada hari Rabu (1/6) waktu setempat kemarin.
Sementara itu, sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavasoglu juga telah men-tweet foto dirinya yang menandatangani surat tersebut. Surat itu terlihat ditujukan kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres.
"Dengan surat yang saya kirimkan ke Sekjen PBB hari ini, kami mendaftarkan nama negara kami dalam bahasa asing di PBB sebagai 'Turkiye,'" tulisnya di Twitter.
Kemudian, dia menyebut perubahan itu diharapkan akan mengakhiri proses "peningkatan nilai merek negara kami," sebuah inisiatif yang dimulai oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang telah memimpin negara itu selama hampir dua dekade.
Berdasarkan informasi, negara tersebut ternyata telah berupaya beberapa kali untuk mengganti nama negaranya menjadi Turkiye. Salah satu yang dilakukan yakni mengubah merek pada produknya dari "buatan Turki" menjadi "buatan Turkiye".
Lihat juga video 'Erdogan Mengecam Finlandia dan Swedia yang Masuk NATO':
Turki punya alasan tersendiri mengganti nama negaranya, simak di halaman berikutnya.
(maa/maa)