Seorang warga negara Prancis diculik di Port-au-Prince, kata juru bicara polisi nasional Haiti mengatakan kepada AFP, Sabtu. Penculikan terbaru di negara Karibia itu karena bergulat dengan geng-geng bersenjata yang kuat.
"Polisi telah diberitahu tentang penculikan kemarin terhadap seorang warga negara Prancis," kata Gary Desrosiers, tanpa memberikan nama korban atau rincian lainnya, dilansir dari AFP, Minggu (29/5/2022).
Penculikan itu terjadi pada siang hari di daerah pemukiman di jantung ibu kota, kata juru bicara itu.
Geng telah menguasai lingkungan termiskin Port-au-Prince selama beberapa dekade dan memperluas kekuasaan mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka bertarung satu sama lain untuk memperluas wilayah pengaruh mereka. Mereka juga menyerang orang biasa.
Pada akhir April dan awal Mei, sedikitnya 148 orang dibunuh oleh geng-geng di lingkungan utara Port-au-Prince, yang dilanda bentrokan antara kelompok-kelompok yang bersaing.
Geng-geng menculik orang-orang dari semua tingkat sosial-ekonomi setiap hari, menuntut uang tebusan beberapa ribu hingga puluhan ribu dolar AS. Penculikan terhadap orang asing juga terjadi berulang.
Pada April 2021, dua pendeta Prancis yang bepergian dalam kelompok 10 orang disandera selama tiga minggu oleh salah satu geng paling kuat, yang menguasai wilayah antara Port-au-Prince dan perbatasan dengan Republik Dominika di timur.
Pada tanggal 8 Mei, kelompok kriminal yang sama menculik dua belas orang, termasuk delapan warga negara muda Turki, yang sedang dalam perjalanan dengan bus antara Santo Domingo dan Port-au-Prince.
Sejak awal bulan, polisi Haiti telah menangkap beberapa tersangka anggota geng dan yang lainnya tewas dalam operasi tersebut, tetapi aparat penegak hukum yang bersenjata buruk sebagian besar tidak mampu mengendalikan kejahatan di ibu kota.
Simak juga 'Liput Demo Buruh, Seorang Jurnalis Tewas Tertembak di Haiti':