Tentara Rusia pertama yang diadili atas kejahatan perang di Ukraina meminta maaf di pengadilan di Kiev, Ukraina, hari Kamis (19/5).
Dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (19/5/2022), permintaan maaf disampaikan tentara berumur 21 tahun itu memberikan penjelasan rinci tentang bagaimana dia membunuh seorang warga sipil di hari-hari pertama invasi Rusia ke Ukraina.
"Saya tahu bahwa Anda tidak akan bisa memaafkan saya, tetapi saya tetap meminta maaf kepada Anda," kata sersan Vadim Shishimarin di pengadilan, berbicara kepada istri dari warga sipil berusia 62 tahun yang dibunuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari BBC, Vadim Shishimarin mengaku menembak seorang pria berusia 62 tahun, beberapa hari setelah invasi dimulai. Dia terancam hukuman penjara seumur hidup.
Tahanan itu dibawa ke ruang sidang kecil di Kiev dengan tangan diborgol, diapit oleh penjaga bersenjata lengkap. Dia tampak gugup, dan terus menundukkan kepalanya.
Janda dari pria yang terbunuh itu, duduk hanya beberapa meter dari prajurit Rusia tersebut. Wanita bernama Kateryna itu menyeka air matanya ketika tentara Rusia itu memasuki pengadilan.
"Apakah kamu menerima kesalahanmu?" tanya hakim. "Ya," jawab Shishimarin.
"Sepenuhnya?" "Ya," jawabnya pelan.
Jaksa mengatakan Shishimarin sedang memimpin sebuah unit di divisi tank ketika konvoinya diserang.
Dia dan empat tentara lainnya mencuri sebuah mobil, dan saat mereka melakukan perjalanan di dekat Chupakhivka, mereka bertemu dengan Oleksandr Shelipov, pria berusia 62 tahun itu.
Menurut jaksa, Shishimarin diperintahkan untuk membunuh warga sipil dan menggunakan senapan serbu Kalashnikov untuk melakukannya.
Moskow telah membantah pasukannya menargetkan warga sipil. Namun, para penyelidik telah mengumpulkan bukti-bukti kemungkinan kejahatan perang untuk dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag.
ICC telah mengirim tim yang terdiri dari 42 penyelidik, ahli forensik, dan staf pendukung ke Ukraina. Sementara itu, Ukraina juga telah membentuk tim untuk menyimpan bukti-bukti guna memungkinkan penuntutan di masa depan.