Seorang kerabat penumpang yang meninggal dalam penerbangan China Eastern Airlines yang jatuh pada 21 Maret lalu, menuntut penjelasan dari maskapai itu jika terbukti bahwa data kotak hitam menunjukkan pesawat itu sengaja dibuat menukik.
Media ternama The Wall Street Journal melaporkan pada hari Selasa (17/5) bahwa seseorang di pesawat Boeing 737-800 itu telah menyebabkan pesawat jatuh. Media ini mengutip orang-orang yang mengetahui penilaian awal pejabat-pejabat Amerika Serikat tentang penyebab kecelakaan itu.
Keseluruhan 123 penumpang dan sembilan awak tewas dalam penerbangan MU5735 dari Kunming ke Guangzhou di China selatan setelah pesawat itu menukik tajam dari ketinggian 8.900 meter (29.199 kaki), dan hancur setelah menabrak bukit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa itu menjadi bencana penerbangan paling mematikan di China sejak 1994.
Para penyidik di Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) telah membantu Badan Aviasi Sipil China (CAAC), yang memimpin penyelidikan ini, untuk mengunduh informasi dari perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan di labnya di Washington.
"Jika [laporan] itu benar, itu sangat mengerikan," kata seorang pria bermarga Ouyang, paman dari seorang remaja berusia 18 tahun dari Guangzhou yang meninggal dalam penerbangan itu. Dia berbicara tentang kecelakaan yang sensitif secara politik tanpa memberikan nama lengkap.
"China Eastern Airlines harus memberi kami penjelasan yang jelas," imbuh Ouyang seperti diberitakan South China Morning Post, Kamis (19/5/2022).
Simak juga 'Seluruh Penumpang-Kru di Pesawat China Eastern Airlines Dinyatakan Tewas':
The Wall Street Journal melaporkan informasi dari perekam data penerbangan, salah satu dari dua kotak hitam yang mencatat informasi tentang jalur penerbangan pesawat dan status sistemnya, menunjukkan pesawat itu bertindak seperti yang diarahkan oleh kontrol kokpit.
Orang yang familiar dengan penyelidikan itu mengatakan seseorang mungkin telah membobol kokpit dan menjatuhkan pesawat dengan sengaja.
Laporan awal CAAC mengatakan kru dan kontrol lalu lintas udara (Air Traffic Control/ATC) melakukan komunikasi radio normal sebelum memasuki wilayah udara yang dikendalikan Guangzhou, sebelum menyimpang dari ketinggian yang ditentukan. ATC memanggil kru tetapi tidak menerima tanggapan menyusul peringatan radar bahwa pesawat tidak melakukan perjalanan di jalur yang ditentukan.