Jutaan orang Filipina memadati tempat pemungutan suara (TPS) pada Senin (9/5) untuk memilih presiden baru. Putra mantan diktator Ferdinand Marcos difavoritkan untuk memenangkan pemilu ini.
Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (9/5/2022), sepuluh kandidat bersaing untuk menggantikan Presiden Rodrigo Duterte dalam pemilihan, yang dilihat oleh banyak orang sebagai momen yang membuat atau menghancurkan demokrasi Filipina yang rapuh.
Tapi hanya Marcos Jr dan saingannya Leni Robredo, wakil presiden petahana, yang memiliki peluang besar untuk menang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak sebelum fajar, para pemilih bermasker membentuk antrian panjang untuk memberikan suara mereka di 70.000 TPS di seluruh Filipina.
Di Sekolah Dasar Mariano Marcos Memorial di kota Batac, rumah leluhur keluarga Marcos, para pemilih menggunakan kipas tangan untuk mendinginkan wajah mereka di tengah panasnya cuaca tropis.
Anjing-anjing pelacak bom menyisir TPS sebelum Marcos Jr tiba bersama adik perempuannya Irene dan putra sulungnya Sandro.
Ibu mereka, Imelda yang berusia 92 tahun, menyusul turun dari van putih sambil mengenakan atasan merah panjang dengan celana panjang yang serasi.
Jumlah pemilih diperkirakan akan tinggi di antara lebih dari 65 juta orang Filipina yang memenuhi syarat untuk memilih.
"Kami dapat mengatakan bahwa pemilihan kita sukses dengan begitu banyak orang mengantre untuk memilih," kata George Garcia dari Komisi Pemilihan Umum.
Sebelumnya, di akhir kampanye, jajak pendapat menunjukkan Marcos Jr akan meraih kemenangan telak.
Di Filipina, pemenang hanya perlu mendapatkan lebih banyak suara daripada siapa pun.
Marcos Jr dan pasangan wapresnya, Sara Duterte - keduanya keturunan pemimpin otoriter - bersikeras bahwa mereka paling memenuhi syarat untuk "menyatukan" negara.