Masih Jengkel, Kanselir Jerman Kirim Orang Lain Saat Diundang Zelensky

Masih Jengkel, Kanselir Jerman Kirim Orang Lain Saat Diundang Zelensky

Haris Fadhil - detikNews
Jumat, 06 Mei 2022 13:31 WIB
Olaf Scholz of the Social Democrats, center, waves after he was elected new German Chancellor in the German Parliament Bundestag in Berlin, Wednesday, Dec. 8, 2021. The election and swearing-in of the new Chancellor and the swearing-in of the federal ministers of the new federal government will take place in the Bundestag on Wednesday. (Photo/Markus Schreiber)
Kanselir Jerman (Foto: AP/Markus Schreiber)
Berlin -

Kanselir Jerman Olaf Scholz masih enggan mengunjungi Kiev bahkan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengundangnya dan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier. Undangan itu disampaikan tiga minggu setelah Presiden Jerman ditolak datang oleh Kiev.

Dilansir dari AFP, Jumat (6/5/2022), sumber dari kantor kepresidenan Jerman menyebut Zelensky membuat undangan selama panggilan telepon dengan Steinmeier.

Selama pembicaraan, 'kejengkelan masa lalu telah dibersihkan' dan Steinmeier menyatakan 'solidaritas, rasa hormat dan dukungan' untuk Ukraina.

Scholz, yang berbicara Kamis malam pada konferensi pers, menyebut panggilan telepon itu sebagai 'hal yang baik' bahwa kedua presiden telah berbicara satu sama lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia kemudian ditanya apakah dia menerima undangan Zelensky. Apa jawabannya?

"Hasil dari pembicaraan (dengan Presiden Jerman) adalah bahwa menteri luar negeri akan segera berada di Ukraina," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Pertikaian diplomatik telah bergemuruh antara kedua negara sejak Steinmeier mengakui bulan lalu bahwa dia telah menawarkan untuk berkunjung tetapi 'tidak diinginkan di Kiev'.

Scholz telah menyuarakan kejengkelan atas penghinaan itu dan baru-baru ini mengatakan peristiwa itu 'menghalangi' dirinya untuk mengunjungi Kiev.

Pada hari Rabu (4/5), dia mengatakan Kiev harus 'memberikan kontribusinya sendiri' untuk memperbaiki hubungan dengan Steinmeier.

Steinmeier dan Scholz merupakan politikus Sosial Demokrat (SPD) yang selama bertahun-tahun mendorong hubungan yang lebih dekat dengan Rusia -- termasuk ikatan energi yang membuat Jerman sangat bergantung pada gas Rusia.

Simak juga video 'Jerman Akan Kirim Tank Antipesawat Gepard ke Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Steinmeier mengakui pada bulan April bahwa dia telah membuat 'kesalahan' dalam mendorong Nord Stream 2, pipa kontroversial yang dibangun untuk menggandakan impor gas Rusia ke Jerman.

Presiden Jerman telah mendapat kecaman keras sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari lalu. Duta Besar Ukraina untuk Jerman juga memboikot konser solidaritas yang diselenggarakan oleh Steinmeier pada Maret lalu dan memprotes solois yang ditampilkan dalam program tersebut semuanya orang Rusia.

"Di tengah perang melawan warga sipil! Sebuah penghinaan. Maaf saya menjauh," tulis Andrij Melnyk di Twitter.

Kritik juga meningkat terhadap mantan kanselir dan sesama anggota SPD Gerhard Schroeder, yang merupakan pelobi untuk gas Rusia dan memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Scholz juga mendapat kecaman karena tak mengunjungi Kiev, serta dianggap ragu untuk menyediakan senjata berat membantu Ukraina melawan invasi Rusia. Jerman sebenarnya telah bergabung dalam gelombang sanksi yang dijatuhkan oleh Barat terhadap Rusia.

Berlin juga mengatakan pihaknya akan mengirim tank anti-pesawat ke Ukraina, dalam perubahan yang jelas dalam kebijakan hati-hati Berlin tentang dukungan militer untuk Kiev. Tetapi, para kritikus telah memperingatkan bahwa Scholz tidak bergerak cukup cepat dalam memberikan dukungan kepada Ukraina.

Kanselir Jerman kemudian membalas kritik yang dialamatkan kepadanya. Dia menuduh lawan-lawannya melakukan 'penggambaran yang menyimpang dan memfitnah' kebijakan Rusia-nya.

Halaman 2 dari 2
(haf/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads