Otoritas Ukraina belum memberikan pernyataan resmi menanggapi laporan rentetan ledakan di wilayah Rusia yang berbatasan dengan wilayahnya. Namun penasihat kepresidenan Ukraina menyampaikan pernyataan samar terkait rentetan ledakan yang dilaporkan Rusia itu.
Seperti dilansir Reuters dan CNN, Rabu (27/4/2022), tanpa secara langsung mengakui bahwa Ukraina bertanggung jawab, Mykhailo Podolyak yang merupakan penasihat Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan wajar jika wilayah Rusia di mana bahan bakar dan persenjataan disimpan belajar soal 'demiliterisasi'.
Penggunaan kata 'demiliterisasi' menyindir tujuan invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung selama sembilan pekan. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina yang disebut sebagai 'operasi militer khusus' itu bertujuan untuk melakukan demiliterisasi dan de-Nazifikasi terhadap negara tetangganya.
"Wilayah Belgorod, Voronezh dan Kursk sekarang juga mulai secara aktif mempelajari konsep seperti 'demiliterisasi'," sebut Podolyak dalam komentarnya.
"Di wilayah-wilayah Rusia ini, depot bahan bakar besar yang menyediakan bahan bakar untuk kendaraan lapis baja tentara Rusia secara berkala terbakar dan depot amunisi meledak. Karena berbagai alasan," imbuhnya.
"Bagaimana ini bisa dijelaskan? Sangat sederhana. Jika Anda (Rusia-red) memutuskan untuk menyerang negara lain secara besar-besaran, membunuh setiap orang di sana secara besar-besaran, melindas orang-orang yang damai secara besar-besaran dengan tank, dan menggunakan gudang di wilayah Anda untuk memungkinkan pembunuhan, maka cepat atau lambat utang harus dibayar kembali," cetus Podolyak.
Ditambahkan Podolyak bahwa tidak mungkin untuk membiarkan begitu saja invasi Rusia. "Oleh karena itu, pelucutan senjata di gudang para pembunuh di Belgorod dan Voronezh menjadi proses yang benar-benar alami. Karma adalah hal yang kejam," tegasnya.
Simak Video: Rumah Sakit di Ukraina Kekurangan Tenaga Medis
(nvc/idn)