Berubah Sikap, Jerman Kini Izinkan Pengiriman Tank ke Ukraina

Berubah Sikap, Jerman Kini Izinkan Pengiriman Tank ke Ukraina

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 26 Apr 2022 17:01 WIB
A Ukrainian soldier stands one top of a destroyed Russian tank on the outskirts of Kyiv, Ukraine, Thursday, March 31, 2022. (AP Photo/Rodrigo Abd)
Tentara Ukraina berdiri di atas salah satu tank Rusia yang hancur di pinggiran Kiev (dok. AP Photo/Rodrigo Abd)
Berlin -

Jerman akan mengizinkan pengiriman tank ke Ukraina untuk membantu melawan invasi pasukan Rusia. Pengiriman ini menandai pergeseran nyata dalam kebijakan Jerman yang berhati-hati dalam memberikan dukungan militer untuk Ukraina.

Seperti dilansir AFP, Selasa (26/4/2022), Menteri Pertahanan (Menhan) Christine Lambrecht mengungkapkan bahwa pemerintah Jerman sepakat untuk menandatangani pengiriman tank-tank antipesawat Gepard yang sudah pernah digunakan sebelumnya.

Hal itu, menurut draf pidatonya yang dilihat oleh AFP, disampaikan Lambrecht dalam pertemuan internasional antara para Menhan di pangkalan udara Ramstein, yang digunakan pasukan Amerika Serikat (AS) di Jerman, pada Selasa (26/4) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 40 negara diketahui menggelar pembicaraan darurat di pangkalan udara di Jerman bagian barat untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina.

Pertemuan yang digelar atas undangan AS itu, menurut Menhan AS Lloyd Austin, akan 'difokuskan untuk melakukan hal-hal untuk menghasilkan kemampuan dan kapasitas tambahan bagi pasukan Ukraina'.

ADVERTISEMENT

Selain Jerman, Prancis diketahui mengirimkan meriam Caesar dengan jangkauan 40 kilometer dan Inggris mengirimkan rudal antiudara Starstreak dan tank.

Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelumnya menuai kritikan karena menolak untuk secara langsung mengirimkan senjata berat ke Ukraina, meskipun mengumumkan 'titik balik' dalam kebijakan pertahanan Jerman dalam merespons perang.

Simak Video 'Ukraina Harap Sekjen PBB Tak Masuk 'Jebakan' Rusia Saat di Moskow':

[Gambas:Video 20detik]



Para pengkritik menuduh Scholz memiliki kepemimpinan yang lemah dan menyebut Partai Sosial Demokrat (SPD) yang menaunginya terlalu enggan melepaskan diri dari kebijakan detente (meredakan ketegangan) yang bersejarah terhadap Rusia.

Scholz bahkan menghadapi kritikan dari koalisi pemerintahannya sendiri, yang terjalin antara SPD, Partai Hijau dan Partai Demokratik Bebas (FDP) yang beraliran liberal. Dia membenarkan kebijakannya yang berhati-hati dengan menyatakan ingin menghindari konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia.

Namun menurut draf dokumen yang dilihat AFP, tiga partai koalisi itu sekarang berencana mengajukan proposal gabungan ke parlemen yang menyerukan pengiriman senjata berat ke Ukraina.

Dokumen itu menyerukan pemerintah untuk 'melanjutkan dan, jika mungkin, mempercepat pengiriman peralatan yang dibutuhkan ke Ukraina, termasuk memperluas pengiriman senjata berat dan sistem yang kompleks'.

Disebutkan juga dalam dokumen itu bahwa tentara Ukraina harus dilatih di Jerman dan negara-negara anggota NATO lainnya untuk mengoperasikan senjata itu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads