Asa Wanita-Anak di Mariupol Ukraina Dievakuasi Usai Digempur Rusia

Asa Wanita-Anak di Mariupol Ukraina Dievakuasi Usai Digempur Rusia

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 20 Apr 2022 21:01 WIB
Kota Mariupol, Ukraina, dijaga oleh sejumlah pasukan pro-Rusia. Belum lama ini, Rusia pun dilaporkan akan menutup jalur masuk dan keluar kota yang terkepung itu
Dijaga Pasukan Pro-Rusia, Begini Kondisi di Mariupol Ukraina (EUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO)
Jakarta -

Wanita, akan-anak dan warga lanjut usia (lansia) di kota Mariupol Ukraina berharap segera dievakuasi. Disebut ada sebanyak 6.000 wanita, anak dan lansia yang terjebak di kota yang telah dikepung pasukan Rusia.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (20/4/2022), Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko, yang telah meninggalkan kota pelabuhan itu. Dia menuturkan 90 bus menunggu untuk bergerak menuju Mariupol. Dia memperingatkan kesepakatan itu hanyalah pengaturan awal dan sekitar 100.000 warga sipil masih berada di dalam kota itu.

Jika kesepakatannya bisa ditegakkan dan diterapkan, maka ini akan menjadi kesepakatan pertama yang tercapai dalam menciptakan koridor aman untuk warga sipil agar bisa meninggalkan kota Mariupol. Mereka akan mengungsi ke kota-kota Ukraina lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesepakatan sebelumnya runtuh dengan cepat dan banyak warga yang terjebak di dalam kota Mariupol selama berminggu-minggu tanpa pasokan listrik, air mengalir dan pasokan kebutuhan pokok lainnya.

"Kami berencana untuk mengirimkan bus-bus ke Mariupol, tapi untuk saat ini itu hanyalah kesepakatan awal," sebut Boichenko dalam pernyataan yang disiarkan televisi nasional Ukraina.

ADVERTISEMENT

Puluhan Ribu Orang Tewas

Vadym Boichenko melaporkan puluhan ribu orang tewas di kota Mariupol. Sebagian besar kota itu telah hancur akibat invasi Rusia sejak 24 Februari lalu. Jumlah korban tewas itu tidak bisa diverifikasi secara independen oleh Reuters.

Rusia selalu membantah pasukannya sengaja mentargetkan warga sipil di Ukraina. Namun, belum ada pernyataan langsung dari Moskow soal koridor kemanusiaan bisa ditetapkan agar warga sipil bisa kelaur dari Mariupol.

Wakil Perdana Menteri (PM) Ukraina Iryna Vereshchuk dalam pernyataan via Facebook, menambahkan bahwa orang-orang yang ingin meninggalkan Mariupol bisa berkumpul di kota itu pukul 14.00 waktu setempat. "Mengingat situasi keamanan yang sangat sulit, perubahan dapat terjadi aksi koridor," imbuhnya.

Dalam ultimatum terbaru pada Selasa (19/4) waktu setempat, Rusia menyerukan agar pasukan Ukraina yang masih bertahan di Mariupol untuk segera meletakkan senjata mereka dan menyerahkan diri.

Simak video 'Pasukan Ukraina di Mariupol Abaikan Ultimatum Rusia':

[Gambas:Video 20detik]



Suasana mencekam di Mariupol

Suasana Mencekam

Pasukan Rusia terus membombardir pabrik baja Azovstal di kota Mariupol yang berisikan ribuan warga sipil Ukraina. Seorang komandan Ukraina, Mayor Serhii Volyna, mengungkapkan situasi mencekam dari dalam pabrik baja itu.

Dilansir dari CNN, Rabu (20/4/2022), Volyna membeberkan situasi di dalam pabrik baja melalui sambungan telepon. Dia mengawali pernyataannya dengan meminta tolong kepada para pemimpin dunia.

"Saya punya pernyataan kepada dunia. Ini mungkin pernyataan terakhir saya, karena kita hanya memiliki beberapa hari, atau bahkan beberapa jam tersisa," ujar Volyna.

"Kami mengimbau para pemimpin dunia untuk menerapkan prosedur ekstraksi kepada militer garnisun Mariupol, kepada warga sipil yang bersama kami di sini, di pabrik. Kami meminta anda untuk membawa kami ke wilayah negara ketiga da


Mariupol Kota yang Penting

Mariupol yang ditinggali lebih dari 400.000 orang sebelum invasi Rusia, diketahui menjadi pelabuhan penting bagi ekspor industri dan pertanian, juga menjadi lokasi sejumlah pabrik logam terbesar di Ukraina.

Jika berhasil menguasai Mariupol, maka Rusia akan memiliki kendali penuh atas pesisir Laut Azov dan bisa membentuk jembatan darat yang aman yang menghubungkan daratan utama Rusia dan wilayah Ukraina bagian timur yang dikuasai separatis pro-Moskow dengan Semenanjung Crimea.

Pasukan Ukraina Kalah Jumlah. Simak di halaman selanjutnya.

Pasukan Ukraina Kalah Jumlah

Seorang komandan marinir Ukraina yang bertempur melawan pasukan Rusia di kota Mariupol menyebut pasukannya mungkin 'menghadapi hari-hari terakhir'. Sang komandan mengakui pasukannya kalah jumlah dan meminta adanya evakuasi dari kota pelabuhan yang dikepung Rusia itu.

"Musuh melebihi jumlah kami, 10 lawan satu," tutur komandan Brigade Marinir Terpisah ke-35, Serhiy Volyna, yang berlindung di dalam pabrik Azovstal di Mariupol, seperti dilansir AFP, Rabu (20/4/2022).

Pabrik Azovstal yang menjadi tempat berlindung pasukan Ukraina itu merupakan pabrik yang besar dengan sejumlah terowongan bawah tanah. Posisi pabrik itu kini dikepung oleh pasukan Rusia yang berusaha keras menguasai Mariupol.

"Kami meminta dan memohon kepada semua pemimpin dunia untuk membantu kami. Kami meminta mereka untuk menggunakan prosedur ekstraksi dan membawa kami ke wilayah negara ketiga," ucap Volyna dalam pesan video via Facebook.

Halaman 2 dari 3
(aik/dwia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads