Otoritas China kembali melaporkan tujuh kematian baru akibat COVID-19 di Shanghai pada hari Rabu (20/4). Ini menambah jumlah korban di kota itu menjadi 17 kematian, seiring pihak berwenang berjuang untuk mengendalikan penyebaran virus Corona meskipun lockdown telah diterapkan selama berminggu-minggu.
Varian Omicron yang menyebar cepat telah mendorong lonjakan besar dalam kasus infeksi di kota metropolitan berpenduduk 25 juta orang tersebut. Pemerintah telah memberlakukan pembatasan pergerakan yang ketat dan beberapa putaran pengujian massal untuk memerangi wabah tersebut.
Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (20/4/2022), otoritas kota Shanghai menyatakan, tujuh kematian baru yang dilaporkan adalah pasien-pasien yang memiliki penyakit penyerta seperti kanker paru-paru dan diabetes. Lima dari pasien-pasien tersebut adalah orang-orang yang berusia di atas 70 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka sakit parah setelah masuk ke rumah sakit, dan meninggal setelah upaya penyelamatan yang tidak efektif, dengan penyebab langsung kematian adalah penyakit penyerta," kata pemerintah Shanghai dalam sebuah pernyataan.
Kota ini melaporkan lebih dari 18.000 kasus infeksi Corona pada hari Rabu (20/4) ini, yang sebagian besar tanpa gejala.
Lebih dari 400.000 infeksi telah dilaporkan di Shanghai sejak Maret, dan kota itu melaporkan kematian COVID-19 pertamanya pada Senin (18/4) lalu.
Jumlah kematian resmi tetap rendah dibandingkan dengan jumlah kasus infeksi yang dilaporkan. Namun sejumlah orang meragukan angka-angka ini, menunjuk pada tingkat vaksinasi yang rendah pada populasi lansia yang besar di China.
Sebagai perbandingan, Hong Kong -- yang juga memiliki banyak lansia yang tidak divaksinasi -- telah mencatat hampir 9.000 kematian dari 1,18 juta kasus infeksi yang diketahui sejak Omicron melonjak di sana pada Januari.
Simak Video 'Melihat Rumah Sakit Sementara untuk Pasien Covid-19 di Shanghai':