China mengonfirmasi pihaknya telah menekan pakta keamanan yang luas dengan Kepulauan Solomon. Kesepakatan ini dikhawatirkan oleh negara-negara Barat bisa memberikan pijakan militer kepada China di kawasan Pasifik Selatan.
"Menteri Luar Negeri China dan Kepulauan Solomon secara resmi menandatangani perjanjian kerangka kerja untuk kerja sama keamanan baru-baru ini," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers seperti dilansir AFP, Selasa (19/4/2022).
Versi draf dari kesepakatan itu, yang bocor bulan lalu, membuat terkejut seluruh kawasan atas ketentuan di dalamnya yang memungkinkan pengerahan keamanan dan angkatan laut China ke negara kepulauan di Pasifik yang sedang dilanda krisis itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut draf kesepakatan itu, polisi bersenjata China bisa dikerahkan atas permintaan otoritas Kepulauan Solomon untuk menjaga 'ketertiban sosial'.
Jaminan yang diberikan Perdana Menteri (PM) Solomon Manasseh Sogavare bahwa dirinya tidak bermaksud mengizinkan China membangun pangkalan militer di negaranya, tidak banyak membantu meredakan kekhawatiran, terutama di Amerika Serikat (AS).
"Sifat yang luas dari perjanjian keamanan itu membuka pintu untuk pengerahan pasukan militer RRC (Republik Rakyat China) ke Kepulauan Solomon," sebut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada Senin (18/4) waktu setempat.
Penandatanganan pakta keamanan itu, sebut Price, 'bisa meningkatkan destabilisasi di dalam Kepulauan Solomon dan akan menjadi preseden mengkhawatirkan bagi kawasan Kepulauan Pasifik yang lebih luas'.
Lihat juga video 'China Gaspol Kirim 3 Astronaut Lagi pada Juni Mendatang':
Gedung Putih bahkan mengirimkan delegasi level tinggi ke Solomon pekan ini untuk membahas kekhawatiran tersebut, juga membahas pembukaan kembali Kedutaan Besar AS di ibu kota Honiara.
Awal bulan ini, Menteri Australia untuk Pembangunan Internasional dan Pasifik, Zed Seselja, berkunjung ke Honiara untuk meminta secara langsung kepada PM Sogavare agar tidak menandatangani kesepakatan dengan China.
Dalam pernyataannya pada Selasa (19/4) waktu setempat, Wang menuduh negara-negara kekuatan Barat telah 'secara sengaja membesar-besarkan ketegangan' atas pakta tersebut.
Ditegaskan Wang bahwa kerja sama keamanan antara China dan Solomon merupakan 'pertukaran dan kerja sama normal antara dua negara yang berdaulat dan merdeka'.