Wali Kota Bucha di Ukraina, Anatoliy Fedoruk, mengatakan pihak berwenang sejauh ini telah menemukan 403 mayat di wilayahnya. Fedoruk menyebut ratusan mayat itu diyakini dibunuh oleh pasukan Rusia saat mereka masih menduduki kota itu.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (13/4/2022), Fedoruk lebih lanjut menuturkan jumlah temuan mayat diperkirakan masih bisa bertambah lagi.
Bucha menjadi sorotan internasional setelah foto dan video dari kota di pinggiran Kiev itu menunjukkan mayat-mayat bergelimpangan di jalanan dan di kuburan massal yang ditemukan usai pasukan Rusia mundur dari area itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dituturkan lebih lanjut oleh Fedoruk, seperti dilansir Interfax-Ukraine, bahwa dari 403 mayat yang ditemukan, sebanyak 163 di antaranya telah teridentifikasi.
"Kita mendapati 403 mayat yang dibunuh, disiksa secara brutal. Otoritas yang berwenang tengah menjalankan prosedur yang sesuai. Hari ini, penggalian kuburan massal kedua telah dimulai. Sekitar 163 orang telah diidentifikasi, kita mengetahui orang-orang seperti apa mereka, di mana mereka tinggal," ujar Fedoruk.
"Jumlah korban tewas akan bertambah -- polisi, militer, dinas khusus melewati setiap sudut, setiap rumah, mereka menemukan kuburan di wilayah-wilayah privat, mengangkut mayat. Masih harus membersihkan empat distrik mikro kecil lainnya," imbuhnya.
Dalam pernyataannya, Fedoruk juga menyebut 16 orang lainnya dilaporkan masih hilang karena tidak bisa dihubungi untuk jangka waktu cukup lama.
Simak Video 'Putin Singgung Pembantaian di Afghanistan saat Bahas Situasi Ukraina':
Lebih lanjut, Fedoruk menyatakan masih terlalu dini bagi warga setempat untuk kembali ke kota tersebut, setelah pasukan Rusia mundur pada akhir bulan lalu.
Reuters tidak bisa memverifikasi pernyataan Fedoruk soal jumlah temuan mayat di Bucha tersebut. Reuters sendiri melihat keberadaan lima mayat di Bucha yang ditembak di kepalanya, namun tidak bisa menentukan secara independen soal siapa yang bertanggung jawab.
Rusia berulang kali menyangkal telah menargetkan warga sipil dalam invasi ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. Moskow juga menyebut tuduhan tentaranya membunuh warga sipil di Bucha sebagai 'rekayasa mengerikan' yang bertujuan menyudutkan militer Rusia.
Sementara itu, terkait situasi mengerikan di Bucha, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pernyataan terbaru menyebut foto-foto dan video mayat-mayat bergelimpangan itu palsu.
Dalam pernyataannya, Putin membandingkan tuduhan Ukraina soal tentara Rusia mengeksekusi mati warga sipil di Bucha dengan apa yang dia sebut sebagai rekayasa oleh Barat soal serangan senjata kimia di Suriah yang dimaksudkan untuk memberatkan Presiden Bashar al-Assad.
"Itu menjadi kepalsuan yang sama di Bucha," cetus Putin.