Ukraina Bersiap Hadapi Serangan Terbaru Rusia, Zelensky Galang Dukungan

Tim detikcom - detikNews
Senin, 11 Apr 2022 11:40 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (dok. Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Kiev -

Militer Ukraina bersiap menghadapi serangan terbaru pasukan Rusia di wilayahnya. Sementara Presiden Volodymyr Zelensky terus menggalang dukungan internasional seraya memperingatkan warganya bahwa sepekan ke depan akan menjadi momen penting dan menegangkan.

"Rusia bahkan akan lebih takut lagi. Mereka akan takut kalah. Mereka takut kebenaran akan diakui," ucap Zelensky dalam pernyataan video pada Minggu (10/4) tengah malam, seperti dilansir Reuters, Senin (11/4/2022).

"Tentara Rusia akan bergerak ke operasi yang lebih besar di wilayah timur negara kita. Mereka bahkan mungkin menggunakan rudal-rudal terhadap kita, bahkan lebih banyak bom udara. Tapi kita bersiap untuk tindakan mereka. Kita akan menjawabnya," tegas Zelensky.

Invasi Rusia telah memaksa sekitar seperempat dari total 44 juta penduduk Ukraina mengungsi dari rumah-rumah masing-masing. Gempuran dan pertempuran sengit telah mengubah kota-kota Ukraina menjadi puing-puing dan dilaporkan memicu ribuan korban jiwa.

Pasukan Rusia telah gagal merebut kota-kota besar di Ukraina, namun Kiev menyebut Moskow telah mengumpulkan pasukannya di wilayah timur untuk serangan besar dan mendesak orang-orang untuk melarikan diri.

Media lokal Ukraina melaporkan pada Minggu (10/4) bahwa rentetan ledakan kuat terdengar di kota Kharkiv dan Mykolaiv. Sebelumnya, Gubernur wilayah Dnipropetrovsk, Valentyn Reznichenko, melaporkan serangan rudal menghancurkan bandara di kota Dnipro.

Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya mengklaim rudal presisi tinggi telah menghancurkan markas batalion Dnipro di Zvonetsky, Ukraina. Reuters tidak bisa memverifikasi laporan tersebut.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Zelensky menyerukan kepada negara-negara Barat untuk memberikan bantuan pertahanan lebih besar, dan untuk menghukum Rusia dengan sanksi-sanksi lebih berat, mencakup embargo terhadap ekspor energinya.




(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork