Pasukan Israel melancarkan serangan baru ke distrik Jenin di Tepi Barat. Distrik itu diketahui merupakan kediaman orang-orang bersenjata yang melancarkan penembakan di Tel Aviv beberapa waktu lalu.
Dilansir AFP, Minggu (10/4/2022) Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 10 orang terluka dalam bentrokan di Jenin serta di Jericho dan Tulkarem. Sementara menurut kelompok tahanan Palestina, ada 24 penangkapan yang dilakukan tentara Israel di berbagai kota di Tepi Barat.
Diketahui militer Israel mengakui operasi militer tengah berlangsung di kamp Jenin, yang juga menjadi markas kuat faksi bersenjata Palestina di Tepi Barat bagian Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasukan saat ini beroperasi di kota Jenin," kata tentara Israel dalam sebuah pesan singkat.
Operasi militer itu terjadi setelah seorang pria bersenjata dari Jenin melakukan penembakan di distrik kehidupan malam populer di Tel Aviv, Kamis (7/4) malam waktu setempat dan menewaskan tiga orang Israel dan melukai belasan orang lainnya.
Pada Jumat (8/4) Israel mengatakan pihaknya telah membunuh tersangka penembak, yaitu Raad Hazem (28).
Total 14 orang tewas dalam rentetan serangan di Israel sejak 22 Maret, termasuk beberapa serangan yang dilakukan orang-orang yang berkaitan atau terinspirasi oleh kelompok radikal Islamic State (ISIS).
Selama periode yang sama, setidaknya 10 warga Palestina telah tewas, termasuk para tersangka penyerangan.
Tentara Israel dan polisi perbatasan sebelumnya telah menggerebek kamp pengungsi Jenin pada hari Sabtu (9/4). Penggerebekan menewaskan seorang anggota Jihad Islam Palestina berusia 25 tahun.
Israel juga telah membatasi akses ke Jenin, menutup penyeberangan Israel dan meningkatkan pemeriksaan keamanan.
Kelompok Hamas yang menguasai Gaza dan Jihad Islam memuji serangan-serangan di Tel Aviv -- memicu kritik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) -- namun mereka tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan itu.
Kekerasan baru-baru ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat selama Ramadhan, setelah kekerasan berkobar selama bulan suci umat Islam tahun lalu yang menyebabkan 11 hari konflik yang menghancurkan antara Israel dan militan Palestina di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Setelah serangan hari Kamis, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memberi badan-badan keamanan "kebebasan penuh" untuk membatasi lonjakan tindakan kekerasan sejak 22 Maret lalu.
"Tidak ada dan tidak akan ada batasan untuk perang ini," kata Bennett.
"Kami memberikan kebebasan penuh dalam bertindak untuk militer, Shin Bet (dinas keamanan domestik) dan semua pasukan keamanan demi mengalahkan teror," ujarnya.