Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Presiden China Xi Jinping saling berbicara via telepon pekan ini. Salah satu topik pembahasan kedua kepala negara itu adalah isu Laut China Selatan, yang kerap memicu perselisihan di antara negara-negara yang bersengketa.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (9/4/2022), kantor kepresidenan Filipina dalam pernyataannya menyebut kedua pemimpin menggelar pembicaraan via telepon selama satu jam pada Jumat (8/4) waktu setempat.
Disebutkan bahwa percakapan telepon itu membahas berbagai topik, termasuk kekhawatiran soal krisis Ukraina dan respons atas pandemi virus Corona (COVID-19).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut kantor kepresidenan Filipina, isu Laut China Selatan juga ikut dibahas oleh Duterte dan Xi, dengan keduanya disebut sama-sama menekankan perlunya sikap menahan diri demi menjaga perdamaian di Laut China Selatan yang strategis dan menjadi sengketa beberapa negara itu.
"Para pemimpin menekankan perlunya mengerahkan semua upaya untuk menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas di Laut China Selatan dengan menahan diri, meredakan ketegangan dan bekerja dalam kerangka yang disepakati bersama untuk kerja sama fungsional," sebut kantor kepresidenan Filipina.
Ditambahkan bahwa kedua negara juga berkomitmen untuk memperluas ruang untuk keterlibatan positif bahkan ketika ada perselisihan.
Sejak menjabat tahun 2016, Duterte mengupayakan hubungan yang lebih hangat dengan China. Dia mengesampingkan perselisihan wilayah yang sejak lama terjadi terkait Laut China Selatan dengan imbalan bantuan, pinjaman, dan janji investasi senilai miliaran dolar Amerika.
Dalam percakapan telepon itu, kedua presiden berbicara soal pentingnya melanjutkan diskusi dan menyimpulkan kode edit di Laut China Selatan.
Putusan arbitrase internasional di Den Haag tahun 2016 menetapkan klaim China atas sebagian besar Laut China Selatan tidak sah. Kasus itu dibawa ke pengadilan oleh Filipina sendiri.
Pada Maret lalu, Filipina melayangkan protes diplomatik atas keberadaan kapal Penjaga Pantai China yang disebut melakukan 'manuver jarak dekat' yang memicu risiko tabrakan di perairan sengketa.
Dalam percakapan telepon itu, Duterte dan Xi juga memperbarui seruan untuk resolusi damai di Ukraina melalui dialog. Keduanya juga berjanji untuk bekerja bersama dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Duterte diketahui akan mengakhiri masa kepresidenannya pada Juni mendatang.