Deputi gubernur bank sentral Myanmar ditembak di rumahnya yang berada di ibu kota komersial Yangon. Akibat penembakan itu, dia terluka. Ini merupakan serangan terbaru terhadap para pejabat terkait junta militer Myanmar.
Dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (7/4/2022), militer Myanmar telah memimpin tindakan keras terhadap para demonstran antikudeta setelah mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun lalu. Itu memicu kerusuhan sosial dan krisis ekonomi yang memburuk.
"Pasukan pertahanan rakyat" sipil yang dideklarasikan warga telah bermunculan untuk melawan junta, dengan para pembangkang juga menargetkan pejabat-pejabat yang dianggap bekerja untuk junta militer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara junta militer Zaw Min Tun mengatakan kepada AFP, deputi gubernur bank sentral Than Than Swe, yang ditunjuk oleh militer beberapa hari setelah kudeta, telah ditembak oleh para penyerang tak dikenal di rumahnya di Yangon.
"Dia ditembak pagi ini sekitar pukul 11.30 dan terluka. Dia sekarang berada di rumah sakit militer," katanya kepada AFP.
"Kami mendengar dia dalam kondisi baik," imbuhnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim penembakan tersebut.
Di seluruh negeri, hampir setiap hari terjadi pembunuhan terhadap pejabat junta tingkat rendah atau orang-orang yang diduga sebagai informan, dengan rincian yang tidak jelas.
Pada November 2021 lalu, seorang petinggi Mytel -- perusahaan telekomunikasi antara militer Myanmar dan Viettel, yang dioperasikan militer Vietnam -- ditembak mati di luar rumahnya di Yangon.