Pemerintah China bereaksi keras atas kemungkinan kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan.
Dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (7/4/2022), media Jepang dan Taiwan pada hari Kamis ini melaporkan bahwa Pelosi akan mengunjungi Taiwan minggu depan, setelah memimpin delegasi ke Jepang akhir pekan ini.
Baik Taiwan maupun kantor Pelosi tidak mengkonfirmasi laporan tersebut. Namun, Beijing - yang menentang negara-negara yang memiliki hubungan dengan Taipei - memprotes keras kemungkinan kunjungan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AS harus mematuhi kebijakan Satu-China dan... segera membatalkan rencana Nancy Pelosi untuk mengunjungi Taiwan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian kepada wartawan.
"China akan mengambil tindakan tegas sebagai tanggapan untuk mempertahankan keamanan dan integritas nasionalnya," tambah Zhao.
Jika terlaksana, kunjungan Pelosi akan menjadi signifikan secara diplomatis bagi Taipei, meski bukan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Newt Gingrich pernah mengunjungi Taiwan pada tahun 1997 ketika dia menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Diketahui bahwa Partai Komunis China tidak pernah mengendalikan Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri. Namun, Beijing tetap memandang pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya dan berjanji suatu hari akan merebutnya, dengan kekerasan jika perlu.
Invasi Rusia baru-baru ini ke Ukraina juga telah meningkatkan kekhawatiran, bahwa suatu hari China mungkin akan menindaklanjuti ancaman untuk mencaplok tetangganya yang lebih kecil itu.
Seperti kebanyakan negara, Amerika Serikat secara diplomatis mengakui Beijing, tetapi juga mempertahankan hubungan diplomatik de facto dengan Taipei. AS juga terikat oleh Undang-Undang Kongres untuk memastikan Taiwan dapat mempertahankan pertahanannya.
Penjualan senjata AS dan kunjungan diplomatik ke Taiwan telah meningkat di bawah mantan Presiden Donald Trump dan penggantinya, Joe Biden.