Geger Temuan Mayat di Bucha, Biden Desak Putin Diadili Atas Kejahatan Perang

Geger Temuan Mayat di Bucha, Biden Desak Putin Diadili Atas Kejahatan Perang

Tim Detikcom - detikNews
Selasa, 05 Apr 2022 11:57 WIB
Journalists take pictures next to a mass grave in Bucha, in the outskirts of Kyiv, Ukraine, Sunday, April 3, 2022. (AP Photo/Rodrigo Abd)
temuan mayat-mayat di Bucha, Ukraina (Foto: AP/Rodrigo Abd)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan pengadilan atas pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina.

"Anda melihat apa yang terjadi di Bucha," kata Biden kepada para wartawan setelah mendarat di Washington dari Delaware, tempat dia menghabiskan akhir pekan. "Ini membenarkan bahwa dia adalah penjahat perang," cetusnya seperti diberitakan Reuters, Selasa (5/4/2022).

Para pemimpin Barat menyatakan kecaman atas temuan kuburan massal dan mayat-mayat terikat yang ditembak dari jarak dekat di Bucha, sebuah kota di pinggiran Kiev yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina dari pasukan Rusia. Mereka tengah membahas untuk menjatuhkan sanksi-sanksi baru terhadap Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami harus mengumpulkan informasi. Kami harus terus menyediakan senjata yang dibutuhkan Ukraina untuk melanjutkan pertempuran. Dan kami harus mendapatkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi kenyataan, mengadakan pengadilan kejahatan perang," kata Biden.

Ini bukan pertama kalinya Joe Biden menyebut Putin sebagai penjahat perang sejak dia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, dalam apa yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus". Moskow menyebut pernyataan Biden itu telah merusak hubungan AS-Rusia.

ADVERTISEMENT

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat akan mencari informasi dari empat sumber untuk membangun kasus kejahatan perang: AS dan sekutunya, termasuk dinas intelijen; pengamatan warga Ukraina di lapangan; organisasi internasional termasuk PBB; dan wawancara dari media-media independen global.

Pemerintah Rusia dengan tegas membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil, termasuk di Bucha, dan menyebut gambar-gambar mayat dan kuburan massal di sana telah direkayasa oleh Ukraina untuk menyalahkan Rusia.

Simak Video: AS Sebut Pembantaian di Bucha Adalah Bukti Kejahatan Perang Rusia

[Gambas:Video 20detik]




Namun, sejumlah citra satelit tampaknya mematahkan argumen Rusia yang menyebut mayat-mayat bergelimpangan di kota Bucha itu baru muncul setelah pasukannya menarik diri dari area tersebut.

Seperti dilansir AFP, Selasa (5/4/2022), foto atau citra satelit yang dirilis Maxar Technologies pada pekan ini menunjukkan keberadaan mayat-mayat berpakaian sipil yang dibiarkan begitu saja tergeletak di area terbuka dan jalanan Bucha sejak beberapa pekan terakhir, saat pasukan Rusia masih menguasai area tersebut.

Citra satelit Maxar soal situasi jalanan kota Bucha yang diambil sejak pertengahan Maret lalu menunjukkan sejumlah warga sipil tergeletak di tengah atau di tepi jalanan, yang baru-baru ini menjadi lokasi para pejabat Ukraina menemukan mayat-mayat bergelimpangan usai pasukan Rusia menarik diri.

"Citra satelit Maxar yang beresolusi tinggi yang dikumpulkan di atas Bucha, Ukraina (sebelah barat laut Kiev) memverifikasi dan memperkuat video dan foto di media sosial baru-baru ini yang mengungkapkan mayat tergeletak di jalanan dan ditinggalkan di tempat terbuka selama berminggu-minggu," sebut juru bicara Maxar Technologies, Stephen Wood, dalam pernyataannya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads