Rusia menegaskan pihaknya tidak melakukan pembantaian terhadap warga sipil di Bucha, Ukraina. Rusia menyebut foto-foto mayat bergelimpangan sebagai provokasi.
"Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan rezim Kiev dalam pembunuhan warga sipil di Bucha, wilayah Kiev. Semua foto dan video yang telah dipublikasikan oleh rezim Kiev yang seakan-akan menjadi saksi beberapa 'kejahatan' yang dilakukan oleh prajurit Rusia di Bucha, wilayah Kiev, merupakan provokasi," demikian keterangan dari Kedubes Rusia di Jakarta seperti dikutip Selasa (5/4/2022).
Rusia menyebut selama Bucha berada di bawah kontrol pasukan mereka, tak ada satupun penduduk setempat yang menderita akibat aksi kekerasan. Rusia mengklaim prajuritnya justru mengirimkan dan mendistribusikan 452 ton bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di wilayah Kiev.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama kota itu berada di bawah kontrol pasukan Rusia dan bahkan hingga sekarang, penduduk setempat di Bucha bergerak bebas di sekitar kota dan dapat menggunakan telepon seluler," ujar Kedubes Rusia di Jakarta.
Rusia juga menyatakan jalan keluar dari Bucha tidak terhalang, semua penduduk setempat bebas meninggalkan kota ke arah utara, termasuk ke Republik Belarus. Rusia kemudian mengungkapkan aksi tentara Ukraina.
"Pada saat yang sama, pinggiran selatan kota, termasuk daerah permukiman, ditembaki 24/7 oleh pasukan Ukraina dengan artileri kaliber besar, tank, dan beberapa sistem peluncuran roket," ujarnya.
Rusia menggarisbawahi secara khusus bahwa semua unit mereka ditarik sepenuhnya dari Bucha pada 30 Maret, sehari setelah putaran perundingan damai tatap muka Rusia-Ukraina di Turki. Selain itu, pada31 Maret, Rusia menyebut Wali Kota Bucha Anatoliy Fedoruk mengonfirmasi tidak ada prajurit Rusia di Kota Bucha dalam sebuah pesan video.
"Dia tidak menyebutkan ada penduduk setempat yang ditembak di jalan-jalan dengan tangan terikat," kata Rusia.
"Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa semua yang disebut 'bukti kejahatan' di Bucha tidak muncul sampai hari keempat, ketika Dinas Keamanan Ukraina dan perwakilan media Ukraina tiba di kota tersebut," imbuhnya.
Foto Mayat Bergelimpangan
Rusia mengamati seluruh gambar mayat yang diterbitkan pihak Kiev. Rusia menangkap beberapa kejanggalan.
"Kami menaruh perhatian pada semua gambar jasad orang-orang yang diterbitkan oleh rezim Kiev, yang tidak menjadi kaku setelah setidaknya empat hari, tidak memiliki noda mayat yang khas, dan luka-lukanya mengandung darah yang tidak mengoagulasi," kata Rusia.
Rusia menyebut foto-foto dan video terkait sebagai 'pementasan'. Terkait ini, Rusia juga mengungkit tentang Mariupol.
"Semua hal tersebut mengonfirmasi bahwa foto dan rekaman video dari Bucha adalah pementasan lain oleh rezim Kiev untuk media Barat, seperti halnya di Mariupol dengan rumah sakit bersalin, serta di kota-kota lain," kata Rusia.
Berdasarkan informasi wartawan militer Rusia yang disebut berada di Bucha satu bulan, warga setempat yang diklaim awalnya takut perlahan berbicara langsung dengan pasukan Rusia, bahkan barter barang semisal bensin untuk generator ditukar dengan susu. Rusia menegaskan hal ini bukan berarti pasukan Rusia menuntut susu, tetapi mereka mengklaim orang setempat ingin membalas budi.
Selama 1,5 bulan, Bucha disebut tidak pernah dikontrol pasukan Rusia sepenuhnya. Rusia menegaskan pasukan mereka meninggalkan Bucha beberapa hari sebelum para korban ditemukan.
"Pasukan Ukraina tidak menyadari hal itu dan hampir 3 hari berturut-turut melaksanakan serangan artileri. Kondisi mayat korban kelihatan seperti mereka baru dibunuh kemarin," ujar pihak Rusia.
Baca di halaman selanjutnya soal kain putih.
Kain Putih
Rusia, melalui Kedubes Rusia di Jakarta, menjelaskan soal orang-orang setempat mengikat kain putih. Menurutnya, itu merupakan simbol 'saya bukan ancaman/musuh'. Rusia menyebut jika video dan foto tersebut diperhatikan secara terperinci, akan terlihat ada banyak orang yang mengenakan ikat putih
Rusia turut menyoroti video yang sedang disebarluaskan di media massa Ukraina di mana isinya menyatakan pasukan Ukraina menemukan 'tempat siksaan orang oleh pasukan Rusia di mana orang yang tersiksa selanjutnya dibunuh'. Rusia menegaskan orang setempat yang mengikat kain putih memberi sinyal 'saya bukan ancaman/musuh'.
"Kalau kita tonton secara terperinci, khususnya sec 22, kita melihat ikat putih tersebut. Yang saya maksud pasukan Ukraina yang masuk Bucha menangkap orang setempat, lalu menyiksa mereka untuk mendapatkan informasi dan selanjutnya membunuh atas 'kerja sama' dengan pasukan Rusia. Sekarang Ukraina ingin dunia menganggap orang yang mereka sendiri bunuh sebagai korban 'agresi Rusia'," ujarnya.