Geger Temuan Mayat di Ukraina, Macron Singgung Perlunya Sanksi Baru ke Rusia

Geger Temuan Mayat di Ukraina, Macron Singgung Perlunya Sanksi Baru ke Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 04 Apr 2022 16:41 WIB
French President Emmanuel Macron speaks as he visits the International Catering, Hotel and Food Trade Fair (SIRHA) in Lyon, central France, Monday Sept. 27, 2021.(Denis Balibouse/Pool via AP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (dok. Denis Balibouse/Pool via AP)
Paris -

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut ada indikasi jelas pasukan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina, yang memicu kecaman Barat. Macron lantas mencetuskan serentetan sanksi baru perlu dijatuhkan terhadap Rusia.

"Ada petunjuk-petunjuk yang sangat jelas mengarah pada kejahatan perang. Kurang lebih telah ditetapkan bahwa militer Rusia bertanggung jawab (atas pembunuhan di Bucha)," sebut Macron kepada radio France Inter dan dilansir Reuters, Senin (4/4/2022).

"Apa yang terjadi di Bucha menuntut babak baru sanksi dan langkah sangat jelas," cetusnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sanksi-sanksi baru itu, ujar Macron, harus menargetkan batu bara dan minyak.

Macron dalam pernyataan terpisah menyebut gambar-gambar dari kota Bucha 'tak tertahankan'. "Otoritas Rusia harus bertanggung jawab atas kejahatan-kejahatan ini," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia telah melakukan genosida dan menyebut 'ratusan warga sipil disiksa dan dieksekusi mati'.

"Ratusan orang tewas. Warga sipil disiksa, dieksekusi mati. Mayat-mayat ada di jalanan. Area-area dipasangi ranjau. Bahkan mayat-mayat juga dipasangi ranjau," ujarnya.

Namun Rusia membantah dan balik menuduh otoritas Ukraina merekayasa rekaman yang menunjukkan mayat-mayat di Bucha dan mempersiapkannya sebagai 'pertunjukan' untuk media-media Barat.

Kementerian Luar Negeri Rusia bahkan menuduh rekaman yang menunjukkan warga sipil tewas di kota Bucha sengaja 'diperintahkan' oleh Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari rencana untuk menyalahkan Rusia.

"Siapa ahli provokasi? Tentu saja Amerika Serikat dan NATO," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam wawancara dengan televisi pemerintah pada Minggu (3/4) malam waktu setempat dan dilansir Reuters.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads