Kementerian Luar Negeri Rusia melontarkan tuduhan terbaru bahwa rekaman yang menunjukkan warga sipil tewas di kota Bucha, Ukraina, sengaja 'diperintahkan' oleh Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari rencana untuk menyalahkan Rusia.
"Siapa ahli provokasi? Tentu saja Amerika Serikat dan NATO," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam wawancara dengan televisi pemerintah pada Minggu (3/4) malam dan dilansir Reuters, Senin (4/4/2022).
Zakharova mengatakan bahwa kemarahan Barat yang cepat atas gambar-gambar warga sipil yang tewas mengindikasikan bahwa kisah itu menjadi bagian dari rencana untuk menodai reputasi Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam kasus ini, menurut saya fakta bahwa pernyataan-pernyataan ini (soal Rusia) disampaikan pada menit-menit awal setelah materi ini muncul tidak meninggalkan keraguan soal siapa yang 'memerintahkan' kisah ini," cetusnya.
Otoritas Ukraina, pada Minggu (3/4) waktu setempat, menyatakan pihaknya tengah menyelidiki dugaan kejahatan perang oleh Rusia setelah menemukan ratusan mayat, yang beberapa diikat dan ditembak dari jarak dekat, bergelimpangan di kota-kota di luar Kiev setelah pasukan Rusia ditarik dari area tersebut.
Sebelumnya, Rusia menyebut foto-foto dan tayangan dari Bucha sebagai 'provokasi' yang dirancang untuk mengganggu perundingan damai antara Moskow dan Kiev. Kementerian Pertahanan Rusia bahkan menyebut gambar-gambar dari Bucha merupakan 'pertunjukan lainnya yang ditampilkan oleh rezim Kiev'.
Rekaman video dan foto yang menunjukkan korban sipil yang tewas bergelimpangan di kota Bucha telah memicu seruan negara-negara Barat agar pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan perang di Ukraina untuk dihukum.
Rusia dalam tanggapannya meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk menggelar rapat khusus pada Senin (4/4) waktu setempat, guna membahas tuduhan yang disebut sebagai 'provokasi oleh para radikal Ukraina' di Bucha.