Sekjen PBB Terkejut dengan Temuan Mayat Bergelimpangan di Ukraina

Sekjen PBB Terkejut dengan Temuan Mayat Bergelimpangan di Ukraina

Tim detikcom - detikNews
Senin, 04 Apr 2022 11:39 WIB
Ukraina tuduh pasukan Rusia melakukan pembantaian di kota Bucha. Diketahui, kota itu kini telah kembali dikuasai pasukan Ukraina. Seperti apa kondisi di sana?
kondisi di kota Bucha, Ukraina (Foto: Reuters)
Jakarta -

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan "sangat terkejut" dengan foto-foto penemuan kuburan massal di Bucha, dekat Kiev, ibu kota Ukraina. Pemimpin badan dunia itu menyerukan penyelidikan independen.

"Saya sangat terkejut dengan foto-foto warga sipil yang tewas di Bucha, Ukraina," ujar Guterres seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (4/4/2022).

"Sangat penting bahwa penyelidikan independen mengarah pada akuntabilitas yang efektif," kata Guterres setelah para pejabat Ukraina mengatakan ratusan mayat telah ditemukan di Bucha, memicu tuduhan kejahatan perang terhadap pasukan Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, pemerintah Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan 'pembantaian' di kota Bucha. Menurut saksi-saksi dan pejabat-pejabat Ukraina, pasukan Rusia membunuh hampir 300 warga sipil saat mereka mundur dari kota Bucha, dekat Kiev.

Dilansir dari Reuters, Senin (4/4/2022), Kementerian pertahanan Rusia membantah tuduhan Ukraina, mengatakan rekaman dan foto-foto yang menunjukkan mayat di Bucha adalah 'provokasi lain' oleh pemerintah Ukraina.

ADVERTISEMENT

Gambar-gambar mengerikan dari Bucha muncul setelah Ukraina mengatakan pada hari Sabtu bahwa pasukannya telah merebut kembali kendali atas seluruh wilayah Kiev dan membebaskan kota-kota dari pasukan Rusia.

Simak video 'Pasukan Ukraina Temukan Sejumlah Kuburan Massal di Bucha':

[Gambas:Video 20detik]



Gambar-gambar mayat itu memicu kemarahan di Ukraina dan luar negeri serta menambah tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin dengan kemungkinan sanksi Barat lebih lanjut. Negara-negara Barat sejauh ini telah berusaha untuk mengisolasi Rusia secara ekonomi dan menghukumnya atas invasi, yang dimulai pada 24 Februari.

"Pembantaian Bucha disengaja," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Rusia harus membayar 'kejahatan perang' dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintahnya akan meningkatkan sanksi terhadap Rusia.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads