Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong bicara soal alasan negaranya mengambil sikap tegas terhadap invasi Rusia. Dikatakannya, Singapura memilih untuk menegakkan prinsip utama yang sesuai dengan kepentingan nasional jangka panjangnya, yaitu kedaulatan dan integritas teritorial semua negara.
Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (2/4/2022), kepada wartawan Singapura usai mengakhiri kunjungannya ke Amerika Serikat, Lee mengatakan, posisi ini adalah salah satu yang diambil Singapura "secara konsisten" selama bertahun-tahun.
Saat ditanya tentang apa yang akan dia sampaikan kepada warga Singapura yang mungkin khawatir bahwa negara itu telah berpihak, Lee menjawab: "Kita telah memilih prinsip dan kita menjunjung tinggi prinsip-prinsip yang sesuai dengan kepentingan nasional jangka panjang kita, dan kita menjunjungnya secara konsisten."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Lee, salah satu prinsip fundamental tersebut adalah tidak melanggar integritas teritorial dan kedaulatan negara, yang diabadikan dalam piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sekarang "dipertaruhkan" di tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
"Itu adalah prinsip dasar yang sangat penting bagi kita karena jika itu diambil, maka apa dasar kita untuk mengatakan bahwa kita berhak untuk hidup, dan berhak atas keamanan dan keselamatan di dunia," kata pemimpin negeri Singa itu.
"Oleh karena itu, kita mengambil sikap yang tegas," imbuhnya, menunjuk pada pengumuman negara itu pada Februari lalu untuk menjatuhkan sanksi-sanksi keuangan dan kontrol ekspor pada Rusia.
Lee mengatakan, Singapura telah mengambil "pendirian yang jelas" ini secara konsisten selama bertahun-tahun, seperti ketika menentang invasi Vietnam ke Kamboja pada tahun 1978.
Lee menambahkan, Singapura juga mengambil sikap menentang invasi Amerika Serikat ke Grenada di Majelis Umum PBB pada tahun 1983.
"Kita memilih menentang mereka di PBB. (Itu) tidak berarti kita adalah musuh AS, tetapi kita tidak dapat menyetujui apa yang mereka lakukan," ujarnya.
Demikian pula dalam kasus Ukraina, ujar Lee, Singapura "bukan musuh Rusia". Ditegaskan Lee, Singapura tidak dapat mendukung atau memaafkan pelanggaran kedaulatan negara lain dan harus mengambil sikap.