Gejala-gejala yang dialami miliarder Rusia Roman Abramovich usai menghadiri pertemuan di Kiev, Ukraina, dinilai mengindikasikan dugaan racun senjata kimia. Selain Abramovich, dua anggota tim perunding Ukraina juga mengalami gejala yang sama.
Seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (29/3/2022), laporan dugaan diracunnya Abramovich dan dua negosiator (perunding) Ukraina itu disampaikan oleh media terkemuka Amerika Serikat (AS), Wall Street Journal (WSJ), dan outlet investigasi Bellingcat, yang mengutip sejumlah sumber yang memahami situasi tersebut.
Gejala-gejala yang dialami Abramovich dan dua perunding Ukraina itu mencakup mata merah, air mata yang terus keluar dan perih, juga kulit mengelupas di bagian wajah dan tangan. WSJ dalam laporannya menyebutkan bahwa ketiga orang itu telah membaik kondisinya dan nyawa mereka tidak dalam bahaya.
Disebutkan WSJ dalam laporannya bahwa penyelidikan terhadap insiden ini dilakukan oleh Christo Grozev, yang merupakan penyidik pada Bellingcat -- outlet media investigasi -- yang menyimpulkan tim Kremlin meracuni tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, dengan agen saraf tahun 2020.
Bellingcat dalam pernyataan via akun Twitter resminya, mengonfirmasi bahwa tiga orang yang menghadiri pembicaraan di Kiev awal bulan ini 'mengalami gejala-gejala yang konsisten dengan keracunan dengan senjata kimia'.
"Berdasarkan pemeriksaan jarak jauh dan di lokasi, para pakar menyimpulkan bahwa gejala-gejala itu kemungkinan besar akibat keracunan internasional dengan senjata kimia yang tidak diketahui," sebut Bellingcat dalam laporanya. Tidak disebut lebih lanjut pakar dari mana yang melakukan pemeriksaan.
Ditambahkan juga bahwa langkah itu kemungkinan besar dimaksudkan untuk 'menakut-nakuti korban daripada menyebabkan kerusakan permanen'.
"Itu tidak dimaksudkan untuk membunuh, hanya peringatan," sebut Grozev dalam laporannya seperti dikutip WSJ dan dilansir AFP.
Simak Video 'Roman Abramovich Keracunan, Ukraina Curiga Ulah Rusia':
(nvc/ita)