Standar Ganda Barat Soal Ukraina Bikin Kesal Presiden Palestina

Standar Ganda Barat Soal Ukraina Bikin Kesal Presiden Palestina

Tim detikcom - detikNews
Senin, 28 Mar 2022 20:03 WIB
Palestinian Authority President Mahmud Abbas gestures during a meeting with the Revolutionary Council of his ruling Fatah party on June 16, 2015 in the West Bank city of Ramallah. AFP PHOTO / ABBAS MOMANI
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (Foto: Abbas Momani/AFP)
Jakarta -

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dibuat kesal dengan "standar ganda" barat terkait invasi Rusia ke Ukrania. Hal ini karena Barat menghukum Rusia namun mengabaikan "kejahatan" Israel ke Palestina.

Dilansir AFP, Senin (28/3/2022), kekesalan Abbas ungkapkan kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken. Pernyataan terkait standar ganda ini sampaikan dalam konferensi pers dengan wartawan di kediaman Presiden Palestina di kota Ramallah, Tepi Barat.

Abbas menilai standar ganda ini ditunjukkan dengan sangat mencolok dalam situasi invasi di Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peristiwa terkini di Eropa telah menunjukkan standar ganda yang mencolok," cetusnya Abbas kepada Blinken yang berkunjung.

Sedangkan dalam situasi Palestina, Abbas mengatakan dirinya tidak menemukan adanya pihak yang menganggap Israel bertanggung jawab atas kejahatan yang terjadi.

ADVERTISEMENT

"Meski adanya kejahatan pendudukan Israel yang merupakan pembersihan etnis dan diskriminasi rasial ... kami tidak menemukan seorang pun yang menganggap Israel bertanggung jawab karena berperilaku sebagai negara di atas hukum," katanya.

Simak juga video 'Militer Ukraina Cari Ranjau Perang di Mykolaiv':

[Gambas:Video 20detik]



Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Abbas telah memicu kemarahan para diplomat Barat dalam beberapa pekan terakhir, karena tidak mengutuk serangan Rusia terhadap Ukraina.

Beberapa sumber diplomatik Barat mengatakan kepada AFP tentang permintaan kepada Otoritas Palestina, penerima sumbangan utama Uni Eropa, untuk mengutuk invasi Rusia.

Blinken mengadakan pembicaraan dengan Abbas pada hari pertama perjalanan yang mencakup pertemuan dengan para menteri luar negeri Israel dan empat negara Arab yang telah menormalkan hubungan dengan negara Yahudi itu.

Blinken mengatakan kepada Abbas bahwa dia ingin merevitalisasi hubungan AS dengan Palestina setelah hubungan yang buruk di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

"Amerika Serikat berkomitmen untuk membangun kembali hubungan kami dengan Otoritas Palestina dan dengan rakyat Palestina," katanya kepada Abbas.

Tetapi dengan fokusnya pada tantangan dari China dan sekarang invasi Rusia ke Ukraina, Washington telah menghabiskan lebih sedikit waktu secara keseluruhan untuk masalah-masalah Timur Tengah.

Blinken tidak menyinggung masalah Ukraina di hadapan wartawan, atau topik lain termasuk pembukaan kembali konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem timur, yang ditutup Trump dan Israel tidak ingin melihatnya dibuka kembali.

Namun, Blinken berjanji untuk mempertahankan dukungan bagi Palestina, menunjuk pada bantuan keuangan yang berkelanjutan untuk pembangunan dan US$ 500 juta yang disediakan untuk bantuan kemanusiaan pada tahun lalu.

Halaman 2 dari 3
(dwia/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads