Para pejabat negara-negara Barat mengklaim tujuh jenderal militer Rusia tewas dalam invasi militer ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan negaranya tidak akan menjatuhkan sanksi ke Rusia terkait invasi ke Ukraina seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
Disebutkan pejabat negara Barat yang enggan disebut namanya bahwa salah satu jenderal militer Rusia tewas dibunuh pasukannya sendiri. Menurut beberapa pejabat negara Barat itu, jatuhnya banyak korban militer Rusia sebagian disebabkan oleh masalah komunikasi dan logistik, yang dilaporkan membuat sejumlah perwira senior Rusia menggunakan saluran tidak terenkripsi yang akhirnya mengekspose mereka kepada pasukan Ukraina.
Sementara Erdogan menyatakan tidak bisa membiarkan rakyat Turki kedinginan tanpa pasokan gas Rusia. Dijelaskan Erdogan bahwa Turki mendapatkan separuh pasokan gas alam dari Rusia dan tengah bekerja sama dengan Rusia dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (26/3/2022):
- Militer Rusia Akui 1.351 Tentaranya Tewas dalam Invasi di Ukraina
Militer Rusia dalam pernyataan terbaru mengakui bahwa 1.351 tentaranya tewas dalam 'operasi militer khusus' di Ukraina sejak akhir Februari lalu. Rusia juga menyebut lebih dari 400.000 warga sipil telah dievakuasi dari Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (26/3/2022), sejumlah pejabat senior militer Rusia untuk pertama kali dalam beberapa pekan terakhir mengumumkan data terbaru soal jumlah tentara yang tewas dalam invasi di Ukraina.
Dalam briefing di Moskow pada Jumat (25/3) waktu setempat, selain mengumumkan 1.351 tentara tewas di Ukraina, pejabat senior militer Rusia juga menyebut bahwa sekitar 3.825 tentara lainnya mengalami luka-luka.
- Sebut Tahap Pertama Tuntas, Rusia Turunkan 'Tujuan Utama' di Ukraina?
Militer Rusia mengisyaratkan penurunan target perang untuk fokus ke wilayah Ukraina timur, setelah gagal mematahkan perlawanan sengit dalam pertempuran dan serangan selama sebulan terakhir.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (26/3/2022), Presiden Vladimir Putin memerintahkan aksi militer yang disebut sebagai 'operasi khusus' ke Ukraina pada 24 Februari lalu dengan tujuan menghancurkan militer Ukraina dan menumbangkan Presiden Volodymyr Zelensky yang pro-Barat, yang akan membawa Ukraina di bawah pengaruh Rusia.
Namun seorang jenderal senior Rusia, Sergei Rudskoi, pekan ini mengumumkan penurunan 'tujuan utama' menjadi mengontrol Donbas, wilayah Ukraina bagian timur yang sebagian telah dikuasai oleh kelompok separatis pro-Rusia.
- 7 Jenderal Rusia Tewas dalam Invasi di Ukraina, 1 Dibunuh Anak Buah
Para pejabat negara Barat mengungkapkan tujuh jenderal militer Rusia tewas dalam invasi militer ke Ukraina. Salah satunya dilaporkan tewas dibunuh oleh anak buahnya sendiri saat invasi berlanjut di Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (26/3/2022), sejumlah pejabat negara Barat, yang enggan disebut namanya, membeberkan beberapa nama jenderal Rusia yang tewas di Ukraina. Yang terbaru diidentifikasi sebagai Letnan Jenderal Yakov Rezanstev, yang merupakan komandan Angkatan Darat Gabungan ke-49 Rusia di distrik militer selatan.
Yang lainnya diidentifikasi sebagai Jenderal Magomed Tushaev dari Pasukan Khusus Chechnya, yang turut dikerahkan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.
- Tolak Tuntutan Putin, Macron Enggan Bayar Gas Rusia dengan Rubel!
Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan penolakan terhadap tuntutan Presiden Rusia Vladimir Putin agar negara-negara Eropa membayar pasokan gas Rusia dengan Rubel, mata uang Rusia. Macron juga menuduh Putin berupaya menghindari sanksi yang dijatuhkan terkait invasi yang diperintahkannya ke Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (26/3/2022), Macron menuturkan kepada wartawan setelah pertemuan Uni Eropa di Brussels, Belgia, bahwa langkah Rusia itu 'tidak sejalan dengan apa yang ditandatangani'.
"Saya tidak melihat mengapa kita akan menerapkannya," ucap Macron.
- Erdogan Tegaskan Turki Tak Akan Beri Sanksi Rusia terkait Invasi Ukraina
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan negaranya tidak akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) maupun Uni Eropa dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia terkait invasinya ke Ukraina. Erdogan menyatakan tidak bisa membiarkan rakyat Turki kedinginan tanpa pasokan gas Rusia.
Seperti dilansir surat kabar Turki, Hurriyet Daily News dan kantor berita Rusia, TASS News Agency, Sabtu (26/3/2022), Erdogan menekankan bahwa Turki hanya akan bergabung dengan sanksi-sanksi yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
"Dalam hal sanksi, kita sedang mempelajari panduan tertentu dari PBB, tapi jangan lupakan bahwa kita tidak bisa mengesampingkan hubungan kita dengan Rusia," ucap Erdogan saat berbicara kepada wartawan Turki dalam penerbangan pulang dari pertemuan NATO di Brussels, Belgia.