Eks Presiden Rusia Tegaskan Rentetan Sanksi Barat Gak Ngefek!

Eks Presiden Rusia Tegaskan Rentetan Sanksi Barat Gak Ngefek!

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 25 Mar 2022 17:11 WIB
Russias Prime Minister Dmitry Medvedev attends the ASEM leaders summit in Brussels, Belgium October 19, 2018. REUTERS/Francois Lenoir
Dmitry Medvedev (dok. REUTERS/Piroschka)
Moskow -

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menegaskan bahwa 'bodoh' untuk meyakini sanksi-sanksi negara Barat terhadap bisnis Rusia akan berdampak pada pemerintah di Moskow. Rentetan sanksi dijatuhkan Barat terhadap para pejabat hingga pebisnis dan anggota parlemen Rusia terkait invasi ke Ukraina.

Seperti dilansir BBC, Jumat (25/3/2022), sejumlah sanksi dari negara Barat itu bahkan secara spesifik menargetkan pengusaha dan miliarder Rusia yang diyakini dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

Penegasan bahwa sanksi Barat tidak akan mempengaruhi pemerintah Rusia itu disampaikan Medvedev yang kini menjadi Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia -- badan konstitusional kepresidenan Rusia yang menyusun keputusan presiden untuk urusan keamanan nasional dan hal-hal yang menjadi kepentingan strategis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dewan Keamanan Rusia diketahui terdiri atas para pejabat tinggi Rusia juga kepala badan pertahanan serta keamanan, dan dipimpin langsung oleh Presiden Rusia, dalam hal ini Putin.

"Mari kita bertanya kepada diri kita sendiri: Bisakah salah satu dari pengusaha besar ini memiliki pengaruh kuantum terkecil terhadap posisi kepemimpinan negara?" tanya Medvedev dalam wawancara dengan kantor berita Rusia, RIA.

ADVERTISEMENT

"Saya secara terang-terangan memberitahu Anda: tidak, tidak mungkin," tegas Medvedev yang menjabat Presiden Rusia periode tahun 2008-2012.

Lihat Video: Joe Biden Janji Beri 1 Miliar Dolar Untuk Bantuan Kemanusiaan Ukraina

[Gambas:Video 20detik]




Namun demikian, para analis meyakini bahwa sanksi yang menargetkan oligarki Rusia bisa mempengaruhi pemerintah Rusia, karena mereka dinilai bisa menekan Putin untuk mengubah strateginya.

"Orang-orang terkaya Rusia jauh lebih baik dari warga biasa untuk berkomunikasi dengan Putin soal bagaimana invasinya menghancurkan negaranya sendiri," sebut profesor sosiologi Brooke Harrington, yang meneliti kekayaan offshore dari para konglomerat.

"Gaya hidup mewah yang dijalani para oligarki dan keluarganya berarti mereka sangat rentan terhadap tekanan eksternal," imbuh Harrington dalam tulisan kolom untuk The Atlantic.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads