Pentagon: Ukraina Kini Buru Tentara Rusia, Rusia Bicara Soal Senjata Nuklir

International Updates

Pentagon: Ukraina Kini Buru Tentara Rusia, Rusia Bicara Soal Senjata Nuklir

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 23 Mar 2022 17:46 WIB
Kendaraan Taktis hingga Mobil Warga Hancur Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina
kerusakan di Ukraina akibat serangan Rusia (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Pentagon mengungkapkan pasukan Ukraina berhasil membalikkan momentum pertempuran melawan pasukan Rusia di beberapa wilayah. Menurut Pentagon, Ukraina berhasil merebut kembali sejumlah area dari pasukan Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Seperti dilansir AFP, Rabu (23/3/2022), juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon, John Kirby, menuturkan kepada CNN bahwa orang-orang Ukraina 'di beberapa tempat dan pada beberapa kesempatan melancarkan serangan', khususnya di wilayah selatan negara tersebut.

"Mereka memburu pasukan Rusia dan mendorong mereka keluar dari tempat-tempat di mana pasukan Rusia pernah berada sebelumnya," ucap Kirby, sembari menyebut secara spesifik kota Mykolaiv.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (23/3/2022):

ADVERTISEMENT

- Erdogan Minta Uni Eropa Mulai Lagi Pembahasan Keanggotaan Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Uni Eropa untuk memulai kembali pembicaraan agar Turki akhirnya menjadi anggota Uni Eropa. Seruan itu disampaikan menjelang pertemuan puncak Uni Eropa yang difokuskan membahas invasi Rusia ke Ukraina.

Seperti dilansir AFP, Rabu (23/3/2022), komentar Erdogan itu disampaikan saat perang di Ukraina memungkinkan Turki kembali ke panggung internasional dengan menawarkan peran sebagai penengah dalam konflik tersebut.

"Kami mengharapkan Uni Eropa segera membuka babak negosiasi keanggotaan dan memulai negosiasi soal kustomisasi perserikatan tanpa menyerah pada perhitungan sinis," ucap Erdogan setelah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte yang berkunjung ke Turki.

Perundingan untuk bergabungnya Turki dengan blok Uni Eropa beranggotakan 27 negara itu telah dimulai tahun 2005. Namun, negosiasi kemudian terhenti beberapa tahun karena ketegangan antara kedua pihak.

- Presiden Ukraina Minta Paus Fransiskus Jadi Penengah Demi Akhiri Penderitaan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Paus Fransiskus untuk menengahi konflik negaranya dengan Rusia demi membantu meringankan penderitaan manusia. Permintaan ini disampaikan Zelensky hampir satu bulan setelah invasi Rusia ke negaranya.

Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (23/3/2022), Zelensky mengatakan dia telah melakukan panggilan telepon dengan Paus Fransiskus, dan telah "memberi tahu Yang Mulia tentang situasi kemanusiaan yang sulit dan pemblokiran koridor penyelamatan oleh pasukan Rusia."

"Peran mediasi Takhta Suci dalam mengakhiri penderitaan manusia akan dihargai," tulis Zelensky di Twitter usai percakapan via telepon tersebut.

- Rusia Pakai Senjata Nuklir Jika Ada Ancaman Eksistensial, AS: Berbahaya!

Pemerintah Rusia dengan tegas menyatakan tidak mengesampingkan penggunaan senjata nuklir dalam konteks konflik Ukraina. Juru bicara Kremlin atau istana kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengatakan bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir jika menghadapi "ancaman eksistensial."

"Kami memiliki konsep keamanan dalam negeri, dan ini bersifat publik. Anda dapat membaca semua alasan penggunaan senjata nuklir," kata Peskov dalam wawancara dengan media ternama Amerika Serikat, CNN pada Selasa (22/3) waktu setempat.

"Jadi kalau itu ancaman eksistensial bagi negara kami, maka bisa digunakan sesuai dengan konsep kami," imbuhnya seperti diberitakan AFP, Rabu (23/3/2022).

- Rusia Disebut Nikmati Kepanikan AS Soal Senjata Nuklir

Pernyataan Rusia yang menolak untuk mengesampingkan penggunaan senjata nuklir di tengah perang dengan Ukraina, dinilai bukanlah hal baru. Rusia disebut senang membuat Amerika Serikat (AS) panik dengan pernyataan-pernyataan soal senjata nuklir mereka.

Seperti dilansir BBC, Rabu (23/3/2022), Dmitry Peskov yang merupakan juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin dalam wawancara eksklusif dengan CNN pada Selasa (22/3) waktu setempat, menegaskan bahwa Rusia bisa menggunakan senjata nuklirnya jika menghadapi 'ancaman eksistensial'.

Pernyataan itu, menurut pengamat Matt Tait yang dikutip BBC, tidak seharusnya diinterpretasikan sebagai perubahan dalam kebijakan nuklir Rusia.

"Ini adalah pernyataan ulang dari doktrin lama, bukan hal baru," sebut Tait yang seorang mantan konsultan keamanan utama untuk iSEC Partners dan NGS Secure.

- Pentagon: Situasi Kini Berbalik, Ukraina Buru Tentara Rusia

Pentagon mengungkapkan pasukan Ukraina berhasil membalikkan momentum pertempuran melawan pasukan Rusia di beberapa wilayah. Menurut Pentagon, Ukraina berhasil merebut kembali sejumlah area dari pasukan Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Seperti dilansir AFP, Rabu (23/3/2022), juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon, John Kirby, menuturkan kepada CNN bahwa orang-orang Ukraina 'di beberapa tempat dan pada beberapa kesempatan melancarkan serangan', khususnya di wilayah selatan negara tersebut.

"Mereka memburu pasukan Rusia dan mendorong mereka keluar dari tempat-tempat di mana pasukan Rusia pernah berada sebelumnya," ucap Kirby, sembari menyebut secara spesifik kota Mykolaiv.

"Kita telah melihat ini sekarang meningkat dalam beberapa hari terakhir," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads