Otoritas China menempatkan sebuah kota industri berpenduduk 9 juta orang di bawah lockdown setelah mendeteksi 47 kasus baru infeksi virus Corona (COVID-19) di sana. Secara nasional, China mencatat lebih dari 4.000 kasus Corona dalam sehari.
Seperti dilansir AFP, Selasa (22/3/2022), strategi 'nol-COVID' yang masih dipertahankan otoritas China tengah menghadapi tantangan dengan adanya gelombang varian Omicron yang sangat menular.
Otoritas kesehatan China melaporkan 4.770 kasus baru Corona di seluruh wilayah negara tersebut dalam sehari terakhir. Sebagian besar kasus baru Corona itu terdeteksi di Provinsi Jilin, China bagian timur laut, yang memberlakukan larangan perjalanan untuk warganya sejak pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara kota Shenyang yang terletak di Provinsi Liaoning ditempatkan di bawah lockdown sejak Senin (21/3) tengah malam. Shenyang yang merupakan basis industri yang menjadi lokasi banyak pabrik termasuk pembuat mobil BMW, melaporkan 47 kasus Corona dalam sehari terakhir.
Otoritas setempat menempatkan semua kompleks perumahan di bawah 'manajemen tertutup' dan melarang warga untuk pergi keluar tanpa hasil tes negatif Corona yang diambil 48 jam terakhir.
China bergerak cepat dalam beberapa pekan terakhir untuk mengatasi kemunculan klaster baru dengan menerapkan lockdown lokal, menggelar tes Corona massal dan melakukan penutupan terhadap seluruh kota.
Pada Sabtu (19/3) lalu, China melaporkan dua kematian akibat Corona, yang merupakan kematian pertama dalam setahun terakhir.
Simak video 'Epidemiolog China: Perlu Banyak Data untuk Meneliti Deltacron':
Otoritas China telah memperingatkan risiko bagi pertumbuhan ekonomi dari adanya lockdown terus-menerus, saat negara ini berjuang menyeimbangkan krisis kesehatan dengan kebutuhan perekonomian terbesar kedua di dunia ini.
Pekan lalu, Presiden Xi Jinping menekankan perlunya 'meminimalisasi dampak' pandemi terhadap perekonomian China. Namun Xi juga mendesak para pejabat China untuk 'berpegang teguh' pada pendekatan nol-COVID yang diberlakukan hingga kini.
Namun pendekatan nol-COVID itu menghadapi tantangan sulit dengan lonjakan gelombang Omicron, yang memaksa otoritas China membebaskan tempat-tempat tidur di rumah sakit dari para pasien Corona dengan gejala ringan.
Sejumlah kota seperti Shanghai menghindari lockdown sepenuhnya dan memilih untuk memberlakukan lockdown gedung-gedung, meskipun jumlah kasus Corona tanpa gejala (asymptomatic) melonjak menjadi ratusan kasus.