Presiden Suriah Bashar al-Assad mengadakan pembicaraan di Uni Emirat Arab (UEA) pada hari Jumat (18/3) waktu setempat. Ini merupakan kunjungan resmi pertamanya ke negara Arab sejak perang saudara meletus di Suriah pada 2011.
Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (19/3/2022), pertemuan tersebut merupakan tanda terbaru dari menghangatnya kembali hubungan antara Suriah dan Uni Emirat Arab, yang telah memutuskan hubungan dengan Damaskus pada Februari 2012.
Media pemerintah UEA, WAM melaporkan, Assad bertemu dengan penguasa de facto UEA, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan, membahas "hubungan persaudaraan" antara kedua negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga membahas upaya untuk "berkontribusi pada konsolidasi keamanan, stabilitas dan perdamaian di kawasan Arab dan Timur Tengah", demikian dilaporkan kantor berita WAM.
WAM melaporkan, Sheikh Mohammed mengatakan dia berharap kunjungan itu akan "membuka jalan bagi terciptanya kebaikan, perdamaian dan stabilitas di Suriah dan seluruh kawasan".
Kedua pemimpin itu juga membahas cara-cara "melestarikan integritas wilayah Suriah dan penarikan pasukan asing dari negara tersebut, serta cara memberikan dukungan politik dan kemanusiaan untuk Suriah".
Kantor berita Suriah, SANA mengatakan pertemuan itu membantu "memperkuat kerja sama" antara kedua belah pihak.
Foto-foto yang dirilis oleh kepresidenan Suriah juga menunjukkan pertemuan Assad dengan penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum selama kunjungan satu hari itu.
Sebelumnya pada bulan November 2021, diplomat top UEA bertemu dengan Assad di ibu kota Suriah, Damaskus untuk pertama kalinya sejak konflik di Suriah dimulai. Langkah ini memicu kecaman Amerika Serikat yang menyebutnya upaya untuk menormalkan hubungan dengan "diktator".
Sekitar setengah juta orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi sejak konflik meletus pada 2011, setelah protes nasional terhadap pemerintah ditanggapi dengan tindakan keras yang brutal.
Ini kemudian meningkat menjadi perang yang kompleks, yang menarik banyak pemain termasuk kelompok-kelompok militan dan kekuatan-kekuatan regional dan internasional.
UEA adalah salah satu dari enam negara anggota Dewan Kerjasama Teluk yang mengambil sikap keras terhadap Suriah pada 2012, dan akhirnya mengakui sebuah kelompok oposisi sebagai perwakilan Suriah.