Putin Sebut Warga Rusia Pro-Barat 'Pengkhianat Nasional'

Putin Sebut Warga Rusia Pro-Barat 'Pengkhianat Nasional'

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 17 Mar 2022 14:19 WIB
Russian President Vladimir Putin listens during a meeting in the Kremlin, in Moscow, Russia, Thursday, Nov. 19, 2020. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin (dok. Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Moskow -

Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan kecaman terhadap warga Rusia yang bersikap pro-Barat dengan menyebut mereka 'pengkhianat nasional'. Putin juga memberikan peringatan keras bahwa para 'pengkhianat' itu dimanfaatkan Barat untuk menghancurkan Rusia.

Seperti dilansir CNN dan Reuters, Kamis (17/3/2022), Putin diketahui menindak tegas setiap perbedaan pendapat yang muncul sejak invasi dilancarkan ke Ukraina. Dalam pernyataan terbarunya, Putin menyerang warga Rusia yang disebutnya lebih selaras secara mental dengan Barat daripada Rusia.

"Barat akan berupaya untuk bergantung pada apa yang disebut sebagai 'fifth column', pada para pengkhianat nasional, pada mereka yang mendapatkan uang di sini dengan kita tapi tinggal di sana. Dan maksud saya 'tinggal di sana' bahkan tidak dalam arti geografis, tetap menurut pemikiran mereka, nurani budak mereka," sebut Putin dalam pernyataannya kepada jajaran menterinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istilah 'fifth column' biasanya merujuk pada simpatisan musuh. Istilah ini berasal dari era Perang Sipil Spanyol.

"Setiap orang, dan khususnya rakyat Rusia, akan selalu bisa membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat, dan memuntahkannya seperti layaknya serangga kecil yang tidak sengaja masuk ke dalam mulut mereka," imbuh Putin.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Putin dalam pernyataannya menuduh Barat berupaya memecah-belah Rusia dan memprovokasi konfrontasi sipil dengan bantuan 'fifth column'.

"Dan ada satu tujuan -- penghancuran Rusia," cetus Putin, sembari menyatakan Rusia akan menangkal upaya semacam itu.

"Saya yakin bahwa pembersihan diri dalam masyarakat secara alami dan sangat diperlukan ini akan memperkuat negara kita, solidaritas kita, kohesi dan kesiapan untuk menghadapi tantangan apapun," imbuhnya.

Sejak invasi ke Ukraina dilancarkan pada 24 Februari, perbedaan pendapat di Rusia menjadi semakin berbahaya.

Undang-undang yang diloloskan pada 4 Maret menjadikan tindakan publik yang bertujuan 'mendiskreditkan' tentara Rusia sebagai tindakan ilegal, dan melarang penyebaran apa yang disebut berita palsu terkait militer Rusia.

Ribuan orang di Rusia ditahan saat memprotes perang di Ukraina, yang oleh Putin disebut sebagai 'operasi militer khusus' untuk mendemiliterisasi dan mendenazifikasi Ukraina. Sejumlah organisasi media independen terkemuka di Rusia telah ditangguhkan operasionalnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads