Kelompok teroris ISIS mengomentari perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. ISIS menyebut invasi Rusia ke Ukraina itu sebagai hukuman Tuhan.
Hal itu disampaikan ISIS dalam tulisan editorial di surat kabarnya, al-Naba seperti dilansir dari Daily Mail, Kamis (10/3/2022). ISIS menganggap perang di Ukraina sebagai 'hukuman Tuhan' bagi Barat.
ISIS berharap hukuman Tuhan itu menghancurkan 'musuh-musuh Islam'. Kelompok teroris itu mengatakan umat muslim tidak boleh memihak dalam perang itu dan meramalkan bakal ada 'konsekuensi besar' terlepas dari hasil perang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang terjadi hari ini, perang berdarah langsung antara tentara-tentara salib Ortodoks - Rusia dan Ukraina - hanyalah salah satu contoh hukuman Tuhan bagi mereka, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an," demikian tertulis dalam editorial tersebut.
ISIS mengatakan perang Rusia vs Ukraina ini hanya awal dari perang lainnya antara apa yang disebutnya segara-negara tentara salib. Kematian di Ukraina dianggap sebagai adegan kecil dari perang besar yang akan dimulai.
'Apakah lama atau singkat, perang Rusia-Ukraina ini hanyalah awal dari perang berikutnya antara negara-negara Tentara Salib, dan gambar kehancuran dan kematian yang kita lihat hanyalah adegan kecil dari situasi di mana perang besar dimulai," ujar ISIS.
ISIS menyatakan invasi Rusia ke Ukraina itu 'tidak mengejutkan'. Mereka mengatakan itu adalah 'keadaan persaingan yang meningkat antara Amerika Serikat dan Rusia untuk mengendalikan negara-negara Eropa Timur.
Presiden Rusia Vladimir Putin diketahui membentuk aliansi dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk melawan ISIS dalam perang saudara di Suriah. Sementata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah keturunan Yahudi dan Ukraina merupakan salah satu anggota koalisi global untuk mengalahkan ISIS.
Simak video 'Putin Sebut Sanksi Ekonomi Barat Rugikan Negara Mereka Sendiri':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...