Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan terbuka untuk 'berkompromi' soal status dua wilayah separatis Ukraina yang diakui Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai negara merdeka sebelum invasi militer dilancarkan pada 24 Februari lalu. Zelensky juga mengakui Ukraina tidak siap menghadapi ultimatum Rusia.
Seperti dilansir AFP, Rabu (9/3/2022), sebelum memerintahkan invasi ke Ukraina, Putin mengakui dua wilayah separatis di Ukraina bagian timur -- Donetsk dan Luhansk -- sebagai negara merdeka. Kedua wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia itu telah terlibat konflik dengan militer Ukraina sejak tahun 2014.
Volodymyr dalam wawancara dengan media terkemuka Amerika Serikat (AS), ABC News, menyatakan dirinya terbuka untuk berdialog dengan Rusia saat dimintai tanggapan soal salah satu tuntutan Rusia yang meminta Ukraina juga mengakui kedua wilayah itu sebagai negara merdeka dan berdaulat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berbicara soal jaminan keamanan," ucap Zelensky dalam wawancara dengan ABC News yang disiarkan Senin (7/3) malam waktu AS.
Zelensky menyatakan bahwa kedua wilayah separatis itu 'belum diakui oleh siapa pun kecuali Rusia'. Dia menyebut kedua wilayah Ukraina yang mendeklarasikan kemerdekaannya itu sebagai 'republik-republik semu'.
"Tapi kita bisa mendiskusikannya dan mencari kompromi soal bagaimana wilayah-wilayah ini bisa terus hidup," cetus Zelensky dalam pernyataannya.
"Yang penting bagi saya adalah bagaimana orang-orang di wilayah-wilayah ini akan hidup, mereka yang ingin menjadi bagian Ukraina, mereka yang berada di Ukraina akan mengatakan bahwa mereka ingin mereka bergabung," imbuhnya.
Simak Video 'Presiden Ukraina Minta Inggris Akui Rusia Negara Teroris!':
"Jadi pertanyaannya lebih sulit dari sekadar mengakui wilayah-wilayah itu," sebut Zelensky.
Lebih lanjut, Zelensky mengakui Ukraina tidak siap menghadapi ultimatum dari Rusia. Dia pun kembali menyerukan agar Putin bersedia untuk melakukan dialog dengan Ukraina.
"Ini adalah ultimatum lainnya dan kami tidak siap untuk ultimatum. Yang perlu dilakukan adalah Presiden Putin mulai berbicara, memulai dialog daripada hidup di dalam gelembung informasi tanpa oksigen," tandas Zelensky.
Baca juga: Rusia Siap Setop Invasi Asalkan Ukraina..... |
Sebelumnya, juru bicara Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, membeberkan tuntutan Rusia yang harus dipenuhi oleh Ukraina, jika menginginkan invasi yang dimulai dua pekan lalu dihentikan dalam sekejap.
Berbicara kepada Reuters via telepon, Peskov membeberkan bahwa Rusia menuntut agar Ukraina menghentikan aksi militernya, mengubah konstitusi demi menegakkan netralitas, mengakui Crimea sebagai wilayah Rusia dan mengakui dua wilayah separatis -- Donetsk dan Luhansk -- sebagai negara merdeka.