Banjir Australia Tewaskan 20 Orang, Puluhan Ribu Mengungsi

Banjir Australia Tewaskan 20 Orang, Puluhan Ribu Mengungsi

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 08 Mar 2022 14:27 WIB
The scale of the damage to property and wildlife in Australia has been compared to devastating bushfires in 2019 and early 2020 (Muhammad FAROOQ/AFP)
SItuasi banjir di Australia (Muhammad FAROOQ/AFP)
Sydney -

Korban tewas akibat banjir yang menerjang wilayah pantai timur Australia dalam sepekan terakhir bertambah menjadi 20 orang. Dua jenazah korban ditemukan dalam genangan banjir di Sydney, kota terbesar di Australia.

Seperti dilansir AFP, Selasa (8/3/2022), kedua jenazah yang terdiri atas satu laki-laki dan satu perempuan itu diyakini sebagai seorang ibu dan anak laki-lakinya yang dilaporkan hilang setelah mobil mereka ditemukan terjebak di kanal setempat.

Puluhan ribu warga kota Sydney diminta untuk mengungsi dari rumah masing-masing, saat badai hebat dan banjir bandang menggenangi sebagian besar wilayah Sydney pada Selasa (8/3) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan prakiraan cuaca nasional memperingatkan bahwa '48 jam ke depan akan sulit' bagi Sydney, dengan 60 ribu orang diperintahkan mengungsi dan Bendungan Manly terancam meluap.

Curah hujan yang tinggi di seluruh wilayah Sydney telah membanjiri jembatan dan rumah-rumah warga, menyapu mobil-mobil dan bahkan membuat atap pusat perbelanjaan dan supermarket setempat ambruk.

ADVERTISEMENT

Di pinggiran Georges Hall yang terletak di tepi sungai, kendaraan-kendaraan separuh terendam banjir dan petugas kepolisian harus menyelamatkan orang-orang yang terjebak di mobil mereka saat air banjir terus naik.

Layanan darurat setempat mulai kewalahan dengan hujan deras dan badai hebat terus berlanjut hingga pekan kedua -- dengan peringatan banjir dirilis pada Selasa (8/3) waktu setempat untuk garis pantai sepanjang 2.000 kilometer di negara bagian New South Wales.

"Ini sangat mirip dengan kebakaran hutan 'Musim Panas Kelam'," ujar juru bicara layanan darurat setempat, Phill Campbell, kepada AFP.

Dalam sepekan terakhir, sebut Campbell, skala kerusakan terhadap properti dan satwa liar akibat banjir dinilai mirip dengan dampak kebakaran hutan hebat, yang melanda wilayah timur Australia selama berbulan-bulan pada akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020 lalu.

"Kita juga mendapatkan dampak serupa terhadap masyarakat dalam hal dislokasi dengan jalanan ditutup, infrastruktur rusak, listrik padam," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads