Pemerintah Lithuania mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mengambil sikap lebih keras demi menghentikan invasi militer Rusia ke Ukraina. Lithuania memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bisa melangkah lebih jauh dan tidak berhenti di Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Senin (7/3/2022), Lithuania merupakan negara bekas Uni Soviet dan kini menjadi anggota aliansi keamanan NATO.
Berbicara kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken yang tengah berkunjung ke negaranya, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda memperingatkan bahwa Putin 'tidak akan berhenti di Ukraina'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menjadi tugas dan kewajiban bersama kita untuk membantu ... warga Ukraina dengan semua cara yang tersedia," cetus Nauseda.
"Dan ketika saya mengatakan semua, maksud saya benar-benar semua. Jika Anda tidak melakukannya, Anda akan memasuki Perang Dunia ketiga," imbuhnya.
Dalam pernyataannya, Blinken memuji dukungan yang diberikan Lithuania kepada Ukraina. Dia juga menegaskan kembali dukungan AS untuk negara-negara anggota NATO, termasuk Lithuania.
Blinken berusaha meyakinkan Lithuania soal dukungan pertahanan AS, saat pasukan Rusia terus menggempur Ukraina. Lithuana merupakan negara kecil bekas Soviet yang terletak di Laut Baltik, berbatasan dengan Rusia dan Belarusia.
"Tidak ada yang seharusnya meragukan kesiapan kita. Tidak ada yang seharusnya meragukan tekad kita," tegas Blinken merujuk pada NATO. "Serangan terhadap satu adalah serangan terhadap semuanya," imbuhnya.
Namun ketika ditanya apakah AS akan berkomitmen untuk menempatkan tentaranya secara permanen di Lithuania, Blinken menyebut gagasan itu sedang dipertimbangkan.
Blinken tengah melakukan tur kunjungan ke negara-negara Baltik, usai mengunjungi Polandia dan Moldova yang berbatasan langsung dengan Ukraina.
Semua negara-negara yang dikunjungi Blinken menyerukan AS untuk meningkatkan dukungan untuk militer Ukraina dan memberikan lebih banyak bantuan keuangan untuk membantu menangani situasi kemanusiaan.
Ditegaskan Blinken bahwa AS dan sekutu-sekutunya akan terus meningkatkan tekanan terhadap Rusia hingga invasi diakhiri. "Dan apakah itu seminggu, apakah sebulan, apakah lebih lama lagi, saya sangat yakin bahwa Ukraina akan menang," ucapnya.