Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan peringatan pada Ukraina gegara urusan gencatan senjata di Kota Mariupol. Status kenegaraan Ukraina terancam hilang jika terus melawan Rusia.
"Jika mereka terus melakukan apa yang mereka lakukan, mereka membahayakan masa depan status kenegaraan Ukraina," katanya. "Dan jika ini terjadi, sepenuhnya akan jadi tanggung jawab mereka,".
Dilansir Associated Press dan AFP, Minggu (6/3/2022) invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-11. Putin juga mengancam negara yang memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina dan bakal menganggap mereka telah memasuki 'konflik' dengan Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memohon kepada Barat untuk mendukung zona larangan terbang karena posisi negaranya yang terkepung akibat invasi Rusia. Namun sejauh ini permohonan itu dikesampingkan lantaran dikhawatirkan akan meningkat menjadi perang yang lebih luas dengan Rusia.
Putin memperingatkan pemberlakuan zona larangan terbang akan memiliki "konsekuensi kolosal dan bencana tidak hanya untuk Eropa tetapi juga seluruh dunia".
Gencatan Senjata di Mariupol Jadi Dimulai
Kota Pelabuhan Mariupol diketahui terkepung pasukan Rusia selama beberapa hari terakhir. Para pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah mengintensifkan penembakan di Mariupol sambil menjatuhkan bom di daerah pemukiman Chernihiv, sebuah kota di utara Kiev.
Gencatan senjata pun ditunda lantaran Rusia dianggap melanggar perjanjian. Pada hari ini, gencatan senjata akhirnya disetujui dan memungkinkan warga sipil dievakuasi.
"Dari 12.00 (1000 GMT) evakuasi penduduk sipil dimulai," demikian diumumkan pejabat kota Mariupol dalam sebuah pernyataan, setelah gencatan senjata sementara disetujui dengan pasukan pimpinan Rusia di sekitar kota.
Simak Video 'Presiden Zelensky: Ukraina Tidak Mundur atau Menyerah':
Menurut lembaga bantuan Doctors Without Borders (MSF) situasi kemanusiaan di Mariupol, target utama pasukan invasi Rusia, layaknya "bencana". Kota Mariupol kini tanpa listrik atau air di rumah-rumah sipil.
"Sangat penting bahwa koridor kemanusiaan ini ... ditempatkan dengan sangat cepat," demikian disampaikan Koordinator Darurat MSF di Ukraina, Laurent Ligozat, mengatakan kepada AFP.
Jika pasukan Rusia berhasil merebut Mariupol, kota yang bertahan melawan pasukan pemberontak dalam konflik 2014 sebelumnya, mereka akan menguasai seluruh pantai Laut Azov Ukraina.
Perebutan Mariupol akan memberi Rusia jalan darat dari Moskow ke Krimea. Rusia juga bisa mendapatkan rute pasokan serta pelabuhan penting jika mereka memutuskan untuk merebut seluruh Ukraina timur.