Ringkasan Situasi Terkini Usai 11 Hari Rusia Invasi Ukraina

Ringkasan Situasi Terkini Usai 11 Hari Rusia Invasi Ukraina

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 06 Mar 2022 09:57 WIB
Ukrainian refugees arrive at the border crossing in Medyka, southeastern Poland, Wednesday, March 2, 2022. Seven days into the war, roughly 874,000 people have fled Ukraine and the U.N. refugee agency warned the number could cross the 1 million mark soon. (AP Photo/Markus Schreiber)
Warga Ukraina mengungsi imbas invasi Rusia (Foto: AP/Markus Schreiber)
Jakarta -

Invasi Rusia ke Ukraina masih terjadi hingga saat ini. Terbaru, Rusia mengumumkan gencatan senjata di kota Pelabuhan Mariupol, yang kini dikepung pasukan Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan gencatan senjata di kota Mariupol dan Volnovakha pada Sabtu (5/3) pagi untuk memungkinkan evakuasi warga sipil.

"Hari ini, 5 Maret, mulai pukul 10 pagi waktu Moskow, pihak Rusia menyatakan gencatan dan membuka koridor kemanusiaan untuk keluarnya warga sipil dari Mariupol dan Volnovakha," kata Kementerian Pertahanan Rusia menurut kantor-kantor berita Rusia seperti diberitakan AFP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ringkasan situasi terkini usai 11 hari Rusia invasi Ukraina:

Evakuasi Dimulai

ADVERTISEMENT

Warga sipil di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina sudah mulai dievakuasi pada Sabtu (5/3). Evakuasi dimulai pukul 09.00 waktu setempat.

Dilansir kantor berita AFP, Balai kota Mariupol mengumumkan kabar evakuasi melalui media sosial.

"Permintaan untuk semua pengemudi yang meninggalkan kota, agar berkontribusi sebanyak mungkin untuk evakuasi penduduk sipil -- bawa orang-orang bersama Anda, isi kendaraan sebanyak mungkin," kata pernyataan itu.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk menulis di media sosial bahwa sekitar 200.000 orang diperkirakan akan diungsikan dari kota itu.

Dia mengatakan bahwa 15.000 orang lainnya akan dibawa keluar dari Volnovakha, sebuah kota berpenduduk sekitar 20.000 orang, sekitar 60 kilometer (38 mil) dari Donetsk yang dikuasai separatis.

Jurnalis Inggris Ditembak di Ukraina

Para kru televisi asal Inggris diserang di luar Kiev, ibu kota Ukraina. Seorang jurnalis terluka dalam insiden itu.

Dilansir dari kantor berita AFP, media tempat mereka bekerja, Sky News menyampaikan insiden penembakan yang terjadi awal pekan lalu tersebut.Sky News menyebutkan, Stuart Ramsay, kepala koresponden di Sky News, terkena peluru di bawah punggung pada hari Senin (28/2) saat mereka melaju menuju ibu kota Ukraina.

Sky News menunjukkan rekaman serangan itu pada Jumat (4/3) malam waktu setempat. Disebutkan bahwa dua peluru mengenai pelindung tubuh operator kamera. Lima orang kru tersebut melarikan diri dari mobil mereka dan kemudian diselamatkan oleh polisi Ukraina.

Simak ringkasan di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Presiden Zelensky: Ukraina Tidak Mundur atau Menyerah':

[Gambas:Video 20detik]



Presiden Ukraina Sebut Warga Mati Karena NATO Lemah

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky geram dan menyebut NATO lemah. Kemarahan itu bermula dari Keputusan NATO yang menolak menetapkan zona larangan untuk Rusia terbang di Ukraina

Diketahui keputusan tersebut diambil NATO setelah bertemu dengan para menteri di luar negeri di Brussel, Jumat (4/3). Sekjen NATO Jeans Stoltenberg mengakui aliansi itu telah membuat keputusan menyakitkan dengan mengesampingkan seruan zona larangan terbang di atas Ukraina.

Hal ini lah membuat amarah Zelensky meluap. Zelensky bahkan menyebut NATO adalah penyebab warga Ukraina menjadi korban atas serangan Rusia.

"Semua orang yang mati, mulai hari ini, juga yang akan mati itu karenamu. Karena kelemahanmu, karena pemutusan hubunganmu," ujar Zelensky dari Kantornya di Kyif seperti dilansir BBC, Sabtu (5/3/2022).

Zelensky menyebut NATO lemah. Dia menyebut NATO seakan membiarkan rencana Rusia.

"KTT NATO berlangsung hari ini, KTT yang lemah, KTT yang membingungkan. KTT yang menunjukkan bahwa tidak semua orang menganggap perjuangan untuk kebebasan Eropa sebagai tujuan nomor satu," katanya.

"Semua badan intelijen negara-negara NATO sangat menyadari rencana musuh. Mereka menegaskan bahwa Rusia ingin melanjutkan serangan," imbuhnya.

Erdogan Akan Minta Putin Setop Invasi Ukraina

Presiden Turki Tayyip Erdogan akan memberitahu Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu untuk menghentikan invasi ke Ukraina.

Dilansir dari Reuters, Ankara menentang sanksi terhadap Moskow, tetapi juga menggambarkan invasinya ke Ukraina sebagai tidak dapat diterima, menyerukan gencatan senjata dan menawarkan untuk menjadi tuan rumah pembicaraan damai.

Berbicara kepada wartawan di Istanbul, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin mengatakan Erdogan akan mengulangi tawaran itu kepada Putin dalam panggilan telepon pada hari Minggu. Dia akan meminta Putin untuk menghentikan serangannya, dan membantu menyiapkan koridor yang diperlukan untuk evakuasi warga sipil dan pengiriman bantuan.

"Kami fokus pada langkah-langkah apa yang dapat kami ambil di sini untuk membawa kedua pihak ke meja perundingan dan untuk meyakinkan pihak Rusia (untuk berhenti)," kata Kalin, seraya menambahkan bahwa penting bahwa Moskow memiliki mitra yang dapat diandalkan untuk diajak bicara karena Barat telah "membakar jembatan" dengannya.

"Jaringan kepercayaan ini (dengan Rusia) harus benar-benar tetap terbuka untuk pembicaraan ini, diplomasi untuk berhasil," katanya. "Jika tidak, tidak mungkin seluruh wilayah, termasuk Rusia dan Ukraina, lolos dari kehancuran ini."

Pertemuan Darurat DK PBB Terkait Krisis Kemanusiaan di Ukraina

Pada Senin (7/3), Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) bakal mengadakan pertemuan darurat. Pertemuan itu akan membahas soal krisis kemanusiaan akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Seorang diplomat yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada AFP mengatakan setelah sesi publik tersebut, 15 anggota Dewan Keamanan akan berunding secara tertutup untuk membahas kemungkinan rancangan resolusi.

Pertemuan terbaru diusulkan oleh Meksiko dan Prancis, yang mendorong draf resolusi yang menyerukan diakhirinya konflik di Ukraina, terciptanya aliran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan dan perlindungan warga sipil.

Halaman 2 dari 2
(izt/knv)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads