Disebutkan juga bahwa mulai Agustus 2013 hingga Mei 2016, anak laki-laki wanita itu diduga terlibat 'aktivitas permusuhan yang dilakukan kelompok-kelompok bersenjata, termasuk organisasi teroris IS'.
Otoritas Swedia menambahkan bahwa putra wanita itu meninggal tahun 2017 lalu, tanpa menyebutkan penyebab kematiannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dinas intelijen Sapo, sekitar 300 warga Swedia atau penduduk Swedia, yang seperempatnya perempuan, telah bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak dengan kebanyakan tahun 2013 dan 2014.
Swedia pada saat itu tidak memiliki aturan hukum untuk mengadili orang-orang yang bergabung organisasi teroris, sehingga para jaksa menjeratkan kejahatan lainnya untuk mendakwa mereka yang kembali.
Baca juga: Siapa Calon Pemimpin Baru ISIS? |
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini