Para pemimpin negara-negara Barat kompak mengutuk serangan pasukan Rusia terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina, yang merupakan pembangkit nuklir terbesar di Eropa.
Rusia dituduh membahayakan nyawa jutaan orang dengan melancarkan perang besar-besaran di Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Jumat (4/3/2022), kecaman pertama datang dari Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson, yang menyebut tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tindakan sembrono Presiden Putin sekarang dapat secara langsung mengancam keselamatan seluruh Eropa," sebut Johnson dalam pernyataannya.
PM Italia Mario Draghi menyebut serangan Rusia ke PLTN Zaporizhzhia itu sebagai 'serangan keji' yang mengancam semua orang.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengecam serangan keji oleh Rusia terhadap pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia, serangan terhadap keamanan semua orang," demikian pernyataan kantor kepresidenan Italia.
"Uni Eropa harus terus memberikan reaksi dengan persatuan dan dengan tekad penuh, bersama dengan sekutu-sekutunya, untuk mendukung Ukraina dan melindungi warga Eropa," imbuh pernyataannya itu.
Kecaman keras juga datang dari PM Norwegia Jonas Gahr Store. "Serangan semacam ini jelas gila," cetusnya.
Sementara Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, tidak hanya mengecam tapi juga kembali menyerukan agar perang diakhiri dan Rusia menarik seluruh tentaranya dari Ukraina.
"Ini hanya menunjukkan kecerobohan dari perang ini, dan pentingnya mengakhiri perang dan pentingnya Rusia menarik seluruh tentaranya dan terlibat itikad baik dalam upaya-upaya diplomatik," cetusnya.
Pasukan militer Rusia dilaporkan telah memasuki (PLTN) Zaporizhzhia yang dilanda kebakaran saat pertempuran pecah. PLTN itu memasok seperlima pasokan listrik Ukraina.
"Wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye telah diduduki oleh Angkatan Bersenjata Federasi Rusia," kata badan inspektorat nuklir Ukraina dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP.
Inspektorat nuklir Ukraina menyatakan dalam pernyataannya bahwa para staf terus mengoperasikan reaktor di pembangkit listrik tersebut dan memasok listrik sesuai aturan keselamatan normal.