Dinas urusan darurat Ukraina menyebut tentara Rusia menghalangi mereka untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Enerhodar. Kebakaran itu dipicu oleh serangan pasukan Rusia, yang kini dilaporkan telah menghentikan serangannya.
"Para penjajah tidak mengizinkan unit penyelamat publik Ukraina untuk memadamkan api," demikian pernyataan dinas urusan darurat Ukraina via Facebook, seperti dilansir AFP, Jumat (4/3/2022).
Dalam pernyataannya, dinas urusan darurat Ukraina juga menyebut bahwa kobaran api berdampak pada 'gedung pelatihan' yang ada di kompleks PLTN tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan juga bahwa hanya satu dari enam reaktor nuklir yang kini beroperasi.
Sebelumnya, juru bicara PLTN Zaporizhzhia, Andriy Tuz, menyatakan bahwa pertempuran di dekat PLTN Zaporizhzhia telah berhenti. Tuz menyebut PLTN itu tidak mengalami kerusakan kritis, meskipun hanya satu unit pembangkit listrik -- dari enam unit -- yang kini beroperasi.
Tuz juga menegaskan bahwa level radiasi di kompleks pembangkit nuklir terbesar di Eropa itu dilaporkan masih normal saat ini.
Sementara kepala administrasi wilayah regional Zaporozhia, Alexander Starukh, mengumumkan bahwa keamanan PLTN Zaporizhzhia kini 'terjamin'.
Simak video 'Ancaman 10 Kali Tragedi Chernobyl saat Rusia Serang PLTN Terbesar Eropa':
Starukh menyatakan dirinya telah berbicara dengan Direktur PLTN Zaporizhzhia di Enerhodar dan mendapatkan jaminan untuk keamanan pembangkit nuklir itu usai serangan Rusia.
"Direktur ZNPP (PLTN Zaporizhzhia) memastikan kepada saya bahwa saat ini, keamanan nuklir pada objek tersebut kini terjamin," sebutnya seperti dilansir BBC.
Tuz dalam pernyataan sebelumnya menyebut pasukan Rusia menyerang secara langsung PLTN itu dan memicu kebakaran pada salah satu dari enam reaktor yang ada di kompleks tersebut. Reaktor yang terbakar itu sedang dalam renovasi dan tidak beroperasi, namun terdapat bahan bakar nuklir di dalamnya.
"Ada banyak peralatan teknis yang terkena (serangan Rusia)," sebut Tuz dalam pernyataan via Facebook.