Militer Rusia menuduh tentara Ukraina telah menjadikan warga sipil sebagai tameng dalam pertempuran yang berlangsung. Rusia juga menuduh kelompok orang yang disebutnya 'nasionalis' secara sengaja menempatkan senjata militer di area permukiman.
Seperti dilansir AFP dan CNN, Senin (28/2/2022), tuduhan itu dilontarkan oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, dalam pernyataan terbarunya awal pekan ini.
Disebutkan Konashenkov bahwa tentara Ukraina menggunakan warga sipil, khususnya di wilayah ibu kota Kiev, sebagai 'tameng manusia'.
Lebih lanjut, dia mengutip imbauan pemerintah Ukraina kepada warga Kiev untuk tetap berada di rumah dan mematuhi jam malam, sebagai bukti yang mendukung tuduhannya itu.
Menurut Konashenkov, warga sipil digunakan sebagai tameng bagi 'para nasionalis, yang menempatkan detasemen artileri dan peralatan militer di area-area permukiman' yang ada di Kiev.
Dia juga menambahkan bahwa kota Kiev kini telah dikuasai oleh 'gerombolan penjarah, perampok dan nasionalis yang menerima senjata' dari pemerintah.
Belum ada tanggapan resmi dari otoritas Ukraina terkait tuduhan Rusia itu. Namun di sisi lain, tuduhan Konashenkov ini dinilai mengisyaratkan bahwa Rusia bersiap menargetkan area-area sipil di wilayah Kiev.
Rusia berulang kali menegaskan bahwa pasukan militernya tidak menyerang target sipil. Namun otoritas Ukraina terus menuduh pasukan Rusia menyerang infrastruktur sipil, termasuk gedung permukiman dan sekolah.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina dalam laporan terbaru menyebut sedikitnya 352 warga sipil tewas sejak invasi Rusia dimulai pekan lalu. Sekitar 14 korban tewas di antaranya merupakan anak-anak. Sekitar 1.684 orang lainnya, termasuk 116 anak-anak, dilaporkan mengalami luka-luka.
(nvc/hri)