Situs Media-media Rusia Diretas, Tampilkan Pesan Anti-Putin

Situs Media-media Rusia Diretas, Tampilkan Pesan Anti-Putin

Tim detikcom - detikNews
Senin, 28 Feb 2022 19:54 WIB
Russian President Vladimir Putin listens to a journalists question during a joint news conference with Hungarys Prime Minister Viktor Orban following their talks in the Kremlin in Moscow, Russia, Tuesday, Feb. 1, 2022. Putin says the U.S. and its allies have ignored Russias top security demands. In his first comments on the standoff with the West over Ukraine in more than a month, Putin said Tuesday that the Kremlin is still studying the U.S. and NATOs response to the Russian security demands received last week. (Yuri Kochetkov/Pool Photo via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin (dok. Yuri Kochetkov/Pool Photo via AP)
Moskow -

Sejumlah media Rusia dilaporkan mengalami peretasan dan setidaknya situs tiga media lokal menampilkan pesan anti-Presiden Vladimir Putin. Serangan siber terhadap media-media lokal Rusia ini terjadi saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari kelima.

"Warga yang terhormat. Kami mendorong Anda untuk menghentikan kegilaan ini, jangan kirimkan putra dan suami Anda pada kematian. Putin membuat kita berbohong dan menempatkan kita dalam bahaya," demikian bunyi pesan dalam bahasa Rusia yang muncul pada situs Forbes Rusia, Fontanka dan situs Takie Dela seperti dilihat CNN.

"Kita telah diisolasi dari seluruh dunia, minyak dan gas tidak lagi diperdagangkan. Dalam beberapa tahun, kita akan hidup seperti di Korea Utara," lanjut pesan tersebut, seperti dilansir CNN, Senin (28/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengapa kita perlu melakukan ini? Untuk menempatkan Putin dalam buku pelajaran? Ini bukan perang kita, mari kita hentikan dia," imbuh pesan tersebut.

Pesan-pesan tersebut ditandatangani oleh kelompok peretas Anonymous, dan oleh kelompok yang menyebut diri mereka 'jurnalis yang peduli'.

ADVERTISEMENT

"Pesan ini akan dihapus dan beberapa dari kita akan dipecat atau bahkan dipenjara. Tapi kita tidak bisa bertahan menghadapi ini lebih lama lagi," sebut pesan itu.

Kantor berita TASS, Kommersant dan Izvestia juga sempat diretas dan saat ini sedang tidak aktif. Reuters melaporkan bahwa situs TASS juga menampilkan pesan antiperang yang sama. Para pengguna media sosial melaporkan mereka melihat pesan serupa pada situs Kommersant dan Izvestia.

CNN tidak bisa memverifikasi secara independen laporan Reuters dan laporan media sosial itu karena pesan-pesan itu saat ini telah dihapus.

Simak video 'Rusia Klaim Telah Kuasai Seluruh Wilayah Udara Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



(nvc/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads